Mohon tunggu...
Agita Bakti Wardhana
Agita Bakti Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kelontong bodoh, pemalas, tukang modus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Arti Sebuah Nama

4 September 2016   13:31 Diperbarui: 5 September 2016   15:44 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

“Pak, kalo gini terus kita bisa mati tidak makan pak.” Ujar sang istri dengan kasar.

“Sabar bu, bapak juga lagi pusing.” Balasnya dengan intonasi yang tinggi.

“Sabar terus, sampai kapan pak sampai kapan?” Dengusnya makin kesal mendengar jawaban suaminya yang demikian.

Sang suami langsung naik pitam dan langsung mendekati istrinya untuk memaki ataupun menamparnya. Namun seketika Merah berlari melihat kedua orang tuanya yang sedang bertengkar tersebut, ia mendekat dan berada ditengah kedua orangtuanya.

"Bapak, ibu kenapa kok marah-marah? Kan tidak enak di dengar tetangga, lagipula kalo marah-marah itu bukan hal yang baik." Merah berseru sembari menengadahkan kepala ke atas.

Tiba-tiba sepasang suami istripun langsung terenyuh mendengar apa yang dikatakan anaknya. Ia langsung jatuh dan memeluk Merah dengan sedikit meneteskan airmata.

“Nak, tidak salah bapak dulu memberimu nama demikian.” Ujarnya dengan sendu “disaat seperti ini kamu mampu menenangkan jiwa bapak. Terimakasih ya nak.”

Suami istri itu pun memeluk anaknya dengan erat sembari meneteskan air mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun