Mohon tunggu...
Agita Bakti Wardhana
Agita Bakti Wardhana Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Mahasiswa kelontong bodoh, pemalas, tukang modus.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Arti Sebuah Nama

4 September 2016   13:31 Diperbarui: 5 September 2016   15:44 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : pixabay.com

“Baik pak, ayo segera kita kesana.” Sang dokter bergegas sembari membawa alat seadanya menuju ruang yang ditujukan.

Sesampainya dikamar melihat keadaan pasiennya ia langsung berujar lembut. “Pak sebaiknya operasi segera dilakukan, ini sudah mencapai titik dimana bayi sudah siap untuk dikeluarkan walaupun terbilang masih 8bulan.”

“Baik pak lakukan yang terbaik.” Balas sang suami dengan sedikit tenang.

Segeralah sang istri dibawa ke ruang operasi guna menjalani sesar. Sang suami hanya bisa pasrah dan berdoa semoga operasinya berjalan dengan baik dan lancar. Setelah berdoa dan merenung terdengar suara bayi menangis dari ruang operasi. Pria itupun bangun dan melihat dari kaca apa yang terjadi, tidak lama dokter keluar dan bilang.

“Selamat pak, bayi anda perempuan dan operasi berjalan lancar.”

“Terima kasih dok .” jawabnya sembari tersenyum penuh kebahagiaan.

Sambil meneteskan air mata bahagia tidak henti hentinya pria itu menyebut dan mengagungkan asman-Nya guna mengucapkan syukur atas karunianya. Segeralah ia masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat, namun masih belum bisa karena masih membutuhkan perawatan sampai benar benar sembuh.

Tidak lama sang istripun dibawa keruang rawat dan bayinya pun demikian, namun sang istri belum sadar masih pengaruh obat biusnya. Seketika ia sadar dan mendapati suaminya sedang menggendong seorang bayi.

“Suamiku apakah itu anak kita?” Tanya istri yang masih lemas.

Sang suami kaget dan langsung menoleh kebelakang.

“Iya ini anak kita wahai istriku.” Jawabnya dengan sumringah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun