Mohon tunggu...
Agito Yacobson Sitepu
Agito Yacobson Sitepu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Credo Ut Intelligam

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kesenangan dan Kebahagiaan Menurut Pemikiran Epikurus

21 Januari 2025   21:50 Diperbarui: 21 Januari 2025   22:47 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Afterlife (Sumber gambar: Pinterest)

Poin-poin tentang Epicurus dan kaum Epikurean :

  1. Ajaran tentang pemikiran Epicurus banyak ditemukan dalam karya-karya Diogenes Laertius. Diogenes Laertius, seorang sejarawan Yunani yang hidup pada abad ke-3 Masehi, menulis buku "Lives and Opinions of Eminent Philosophers", yang berisi biografi dan pemikiran para filsuf terkenal, termasuk Epicurus.
  2. Ia pertama kali mempelajari filsafat di Colophon bersama dengan Nausiphanes, seorang pengikut Demokritus. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pemikiran-pemikiran Epicurus bercorak empiris dan erat kaitannya dengan konsep atom.
  3. Murid-murid Epicurus, yang belajar di The Garden (Taman), berasal dari berbagai lapisan masyarakat. Selain saudara-saudara Epicurus sendiri, terdapat juga sahabat, anak-anak, para budak, dan etaira (pelacur).
  4. Kehidupan komunitas Epicurus, yang ia sebut sebagai "paguyuban suci", sangat sederhana. Hal ini disebabkan oleh prinsip hidup mereka yang mengedepankan kesederhanaan dan ketenangan, serta sebagian lagi karena keterbatasan dana. Mereka memfokuskan diri pada kehidupan yang bebas dari keinginan berlebihan dan penderitaan, dengan mengutamakan persahabatan, kebijaksanaan, dan pencarian kebahagiaan melalui kesenangan yang sederhana dan alami.
  5. Komunitas itu, meskipun tidak semua anggotanya, menggantungkan hidup mereka pada sumbangan sukarela.
  6. Epikurus lah yang pertama kali mengajarkan cara berbahagia di tengah penderitaan, bukan kaum Stoa dengan ajarannya yang bernama Stoisisme.
  7. Sepanjang hidupnya, kesehatan Epicurus sangat buruk, tetapi ia belajar bertahan dengan tabah. "Pada hari yang sangat membahagiakan dalam hidupku ini, saat aku berada di ambang maut, aku menulis surat ini untukmu. Penyakit yang menimpa perut dan kantung kemihku sedang kambuh, tidak lebih buruk dari biasanya; namun entah mengapa, kebahagiaan tetap muncul dalam diriku." --- tulis Epicurus dalam surat wasiatnya.
  8. Para pengikutnya, kaum Epikurean, wajib mempelajari semacam syahadat yang membentuk doktrin-doktrin ajaran Epicurus yang tidak boleh mereka persoalkan. Hingga saat ini, ajaran Epicurus tetap dan tidak pernah dimodifikasi oleh pengikutnya --- dogmatisme diktatorial.
  9. Epicurus mengatakan bahwa hubungan seksual merupakan kenikmatan yang dinamis dan sebaiknya dihindari, dan sudah barang tentu termasuk larangan. Ia berpendapat bahwa perkawinan dan memiliki anak dapat mengganggu upaya untuk mengejar tujuan yang lebih serius dalam hidup.
  10. Hanya satu naskah dari karyanya yang berhasil lolos dari abad pertengahan, dan dengan susah payah berhasil diselamatkan dari para pemeluk agama fanatik yang berusaha memusnahkannya. Tidak mengherankan, karena pada abad pertengahan, ajaran Kekristenan sangat dominan, yang membuat ajaran Epicurus, terutama tentang ketidakadaan Tuhan, selalu diburu.
  11. Di kalangan para pejabat, setelah masa kekuasaan Augustus, terdapat peraturan bahwa filsafat Epicurus harus ditolak dan digantikan dengan Stoisisme.
  12. Di abad ke-18, doktrin-doktrin Epicurus kembali dihidupkan oleh kaum philosophes Perancis, dan dibawa oleh Bentham ke Inggris untuk menentang ajaran Kristen yang dianggap sangat membelenggu dan sama kejamnya sebagaimana pandangan Epicurus terhadap agama pada zamannya
  13. "Beberapa orang dari golongan Epicurean dan Stoik juga berbantah-bantahan dengan dia. Ada yang berkata: 'Apakah maksud kata-kata baru yang ingin disampaikan oleh orang ini?' Dan ada pula yang berkata: 'Ia kelihatannya seorang pemberita dewa-dewa asing.' Mereka berkata demikian, karena Paulus memberitakan Yesus dan kebangkitan." (Kisah Para Rasul 17:18--21)
  14. Epicurus memiliki pandangan yang masih skeptis tentang Tuhan. Ia tidak mengingkari sepenuhnya keberadaan Tuhan , tetapi percaya bahwa Tuhan tidak terlibat dalam urusan dunia ini dan tidak perlu ditakuti.

Diogenes Laertius (Sumber gambar: Pinterest)
Diogenes Laertius (Sumber gambar: Pinterest)

 

Sebagai penutup, pemikiran Epikurus memberikan perspektif yang menarik dan mendalam tentang bagaimana manusia dapat mencapai kebahagiaan sejati. Melalui ajarannya yang menekankan pentingnya kesederhanaan, ketenangan batin, dan penghindaran dari keinginan berlebihan, Epikurus menawarkan jalan yang berbeda dari apa yang sering diajarkan oleh norma sosial atau agama pada zamannya. Ia tidak mengingkari keberadaan dewa-dewa, namun mengajarkan bahwa ketakutan akan intervensi dewa-dewa seharusnya tidak menghalangi kita untuk hidup dalam kedamaian.

Meski sering dipahami secara keliru sebagai filsuf yang mengajarkan pencarian kesenangan tanpa batas, pemikiran Epikurus sebenarnya lebih berfokus pada pencapaian kedamaian batin yang bebas dari kecemasan, rasa takut, dan penderitaan. Ia menantang pandangan tradisional mengenai kematian, nasib, dan agama, yang pada masa itu sering kali menjadi sumber utama ketakutan dan penderitaan manusia.

Ajaran-ajaran Epikurus tetap relevan hingga saat ini, memberikan kita wawasan tentang bagaimana hidup yang sederhana dan penuh refleksi dapat membawa kebahagiaan yang lebih dalam daripada pencarian kenikmatan duniawi yang tidak terkontrol. Dengan melepaskan ketakutan terhadap hal-hal yang di luar kendali kita dan berfokus pada kenikmatan yang sederhana dan alami, kita dapat menemukan kebahagiaan yang sejati --- kebahagiaan yang tidak tergantung pada kekayaan, kekuasaan, atau pengakuan sosial, melainkan pada kedamaian dan ketenangan dalam hati.

Sumber bacaan: Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. Pustaka Pelajar, 2004. 
Sumber bacaan: Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat. Pustaka Pelajar, 2004. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun