Mohon tunggu...
agistasya fatma fairi
agistasya fatma fairi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Muhammadiyah Malang

Saya merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi 2024 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Stratifikasi Sosial : Bagaimana Kelas Sosial Membentuk Struktur Masyarakat

24 Desember 2024   10:23 Diperbarui: 24 Desember 2024   10:23 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Langkah pertama adalah memperkuat sistem pendidikan yang merata dan berkualitas. Akses pendidikan yang setara bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi, merupakan investasi jangka panjang yang sangat penting. Hal ini mencakup penyediaan infrastruktur pendidikan yang memadai di seluruh wilayah, termasuk daerah terpencil, peningkatan kualitas tenaga pengajar melalui pelatihan dan pengembangan profesional, serta penyediaan beasiswa dan bantuan finansial bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Kurikulum yang relevan dan inklusif, yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan juga sangat diperlukan. Selain pendidikan formal, program pendidikan non-formal dan pelatihan keterampilan juga harus diperluas untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang putus sekolah atau ingin meningkatkan kompetensi diri.

Kedua, pemerataan akses ekonomi menjadi kunci untuk mengurangi kesenjangan pendapatan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penciptaan lapangan kerja yang layak dengan upah yang adil dan jaminan sosial yang memadai harus menjadi prioritas. Pemerintah dan sektor swasta perlu bekerja sama untuk mendorong investasi yang menciptakan lapangan kerja, khususnya di sektor-sektor yang memiliki potensi pertumbuhan tinggi. Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) juga perlu didukung melalui pelatihan manajemen, akses permodalan yang mudah, dan fasilitasi akses pasar. Program pengentasan kemiskinan yang efektif dan berkelanjutan, yang tidak hanya bersifat bantuan langsung tunai tetapi juga pemberdayaan masyarakat untuk mandiri secara ekonomi, juga sangat penting.

Ketiga, pemerataan pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik merupakan langkah penting untuk memastikan semua warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses fasilitas dan layanan dasar. Pembangunan infrastruktur yang merata di seluruh wilayah, termasuk jalan, jembatan, listrik, air bersih, dan telekomunikasi, akan membuka akses ke daerah-daerah terpencil dan meningkatkan konektivitas antar wilayah. Peningkatan kualitas pelayanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, transportasi, dan perumahan, juga harus menjadi prioritas.

Keempat, penegakan hukum yang adil dan tidak diskriminatif, serta sistem peradilan yang transparan dan akuntabel, merupakan pilar penting dalam mewujudkan keadilan sosial. Penegakan hukum yang tegas terhadap segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, etnis, agama, gender, dan status sosial harus diutamakan. Akses yang sama terhadap keadilan, termasuk bantuan hukum bagi masyarakat miskin juga harus dipastikan.

Kelima, penguatan partisipasi masyarakat dalam proses politik dan pembangunan akan memastikan aspirasi seluruh lapisan masyarakat terwakili. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan kesadaran politik dan kewarganegaraan, mendorong partisipasi aktif dalam pemilihan umum dan pengambilan keputusan publik, serta memperkuat peran organisasi masyarakat sipil sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan.

Terakhir dan yang paling mendasar adalah transformasi mindset dan budaya. Penghapusan stereotip dan prasangka negatif terhadap kelompok masyarakat tertentu, penanaman nilai-nilai kesetaraan, keadilan sosial, toleransi, dan inklusi, serta penguatan dialog antar kelompok masyarakat, merupakan langkah penting untuk membangun kohesi sosial dan mencegah konflik. Transformasi ini membutuhkan peran aktif dari keluarga, sekolah, media massa, tokoh agama, dan tokoh masyarakat. Keseluruhan upaya ini membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan komitmen berkelanjutan dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Tanpa upaya yang terintegrasi dan berkesinambungan, permasalahan stratifikasi sosial akan terus berlanjut dan menghambat kemajuan bangsa.

Dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial antar individu dalam masyarakat membentuk pengelompokan yang dapat dibedakan menjadi dua jenis: horizontal (diferensiasi) dan vertikal (stratifikasi sosial). Diferensiasi menggambarkan perbedaan berdasarkan suku, agama, ras, jenis kelamin, dan pekerjaan, sementara stratifikasi sosial mengelompokkan individu ke dalam lapisan berdasarkan kekayaan, kekuasaan, pendidikan, dan status sosial yang membentuk hierarki atau kelas sosial. Stratifikasi sosial, berasal dari istilah "social stratification," menekankan pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas bertingkat, seperti kelas tinggi, menengah, dan rendah yang dikelompokan berdasarkan kedudukan yang diperoleh melalui usaha dan perjuangan. Faktor-faktor yang memengaruhi stratifikasi sosial meliputi pendidikan, ekonomi, kekuasaan, keturunan, dan status sosial, di mana pendidikan dan ekonomi saling berkaitan. Kondisi ekonomi memengaruhi tingkat pendidikan, yang pada gilirannya memengaruhi akses sumber daya manusia pada pekerjaan dan status sosial. Stratifikasi sosial dapat bersifat tertutup, di mana individu terlahir dalam lapisan tertentu dan tidak dapat berpindah (misalnya sistem kasta) atau terbuka di mana individu memiliki kesempatan untuk berpindah antar lapisan sosial. Ciri-ciri stratifikasi sosial meliputi perbedaan akses sumber daya, lapisan hierarkis, simbol status, mobilitas sosial, dan ketidaksetaraan hak dan kewajiban. Kasus peningkatan kemiskinan di Jakarta mencerminkan dampak stratifikasi sosial dengan kesenjangan ekonomi, ketidakmerataan akses bantuan sosial, dan terbatasnya akses terhadap pendidikan dan layanan public yang berujung pada masalah sosial seperti kriminalitas dan disintegrasi sosial. Stratifikasi sosial juga memengaruhi sistem politik melalui ketidaksetaraan akses kekuasaan dan representasi yang berpotensi memicu konflik. Oleh karena itu, diperlukan solusi komprehensif yang meliputi pemerataan pendidikan, akses ekonomi, pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik, penegakan hukum yang adil, penguatan partisipasi masyarakat, dan transformasi mindset dan budaya untuk mengatasi dampak negatif stratifikasi sosial dan mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun