Mohon tunggu...
agis sastika
agis sastika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

mahasiswa urban planner

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjalanan APBN di Masa Pandemi

8 April 2022   01:03 Diperbarui: 8 April 2022   01:13 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lantas, dimanakah peran APBN? Mengapa masih banyak yang belum mendapatkan bantuan? Apakah anggaran negara dikorupsi?

Pertanyaan yang sering muncul dalam benak setiap masyarakat membuat sedih orang yang mendengarnya. Padahal, selama 3 tahun ini anggaran negara tidak pernah putus untuk disalurkan kepada setiap daerah. Pemerintah mempercayakan anggaran tersebut ke setiap daerah untuk dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Namun, pemerintah tetap tidak menyerah dan terus membuktikan bahwa Indonesia bisa bangkit dan terus maju.

Jika dilihat dari segi ekonomi, pendapatan bisa dihasilkan melalui berbagai vektor, yaitu konsumsi, investasi, pemerintah, pajak, eskpor, dan impor. Jika itu semua bisa terwujud, maka terciptalah anggaran yang surplus. Itulah yang sedang diwujudkan pemerintah untuk Indonesia.

Usut punya usut, ternyata pemerintah mulai berfikir untuk mendapatkan pendapatan tambahan dari investasi. Pemerintah ingin menarik investor, entah itu dalam negeri maupun luar negeri untuk meningkatkan pendapatan negara. Hal itu diwujudkan dengan infrastruktur yang terus dibenahi. Perbaikan jalan, pembangunan tol, bahkan pembangunan sirkuit mandalika merupakan contoh keberhasilan pemerintah dalam menarik investor. Turis berdatangan untuk menyaksikan indahnya sirkuit mandalika. Sekarang, tidak hanya Bali yang terkenal, namun Lombok juga.

Selain itu, acara-acara besar juga bersamaan diselenggarakan di Indonesia. Pemerintah siap sedia membangun fasilitas yang dibutuhkan demi menunjang kelancaran acara. Pembangunan besar-besaran mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Namun tetap tidak bisa dipungkiri apabila ada yang tidak setuju dengan hal tersebut. "Pemerintah terlalu mementingkan pembangunan, namun tidak memikirkan hutang negara", kurang lebih seperti itulah jika dituliskan.

Memang benar, jika dilihat dari sisi pinjaman atau hutang negara, angka itu terus melonjak naik sampai di angka Rp 7000 T dihitung per Febuari 2022. Angka tersebut meningkat cepat jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Masyarakat sangat kecewa karena berfikir dengan apa negara akan membayarnya dan sampai kapan akan habis. Pemerintah pasti sudah sangat memikirkan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan dan memperkirakan berapa besar penerimaan yang akan masuk.

Hal itu terjawab sudah pada bulan April 2022. APBN Indonesia mengalami pemasukan yang lebih banyak atau surplus. Menteri keuangan kembali menerapkan defisit APBN maksimal 3%. Artinya, keadaan APBN sudah membaik dari tahun sebelumnya. Pendapatan negara berasal dari pajak dan non pajak yang terus meningkat. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya harga komoditas yang akan diekspor, yaitu batubara dan kelapa sawit, serta komoditas eskpor lainnya. Hal ini sangat menguntungkan bagi Indonesia. Namun, diperkirakan peristiwa ini hanya bersifat sementara, akan ada defisit anggaran yang terjadi. Oleh karena itu, pemerintah diwajibkan untuk menyeimbangkan dan menjaga APBN dengan benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun