Dari sebuah negara dengan bendera berwarna merah, dan kedua wilayah kekuasaan membentang dari Asia Barat hingga Eropa Tenggara. Laut marmara sebagai bukti tapal batas wilayah kekuasaan yang memisahkan antara Eropa dan Asia, menjadikan negara ini disebut negara Transkontinental.Â
Repubik Turki (Modern) namanya, di masa kepemimpinan kemal Pasha Atatruk sekaligus sebagai pendiri Turki modern, membuat negara ini dikenal sebagai negara yang paling sekuler di benua biru.
Proses imigrasi terbesar pemusatan kependudukan bangsa Turki ke daerah yang disebut Turki sekarang. Imigrasi tersebut dimulai pada abad ke-11, ketika Turki modern masih bernama kekaisaran Seljuk Raya.Â
Proses imigrasi semakin cepat ketika Seljuk mengalahkan Kekaisaran Byzantium pada pertempuran Manzikret. Perang ini dipimpin oleh Arp Arslan pada tanggal 26 Agustus 1071 dan berakhir dengan ditangkapnya Kaisar Romanus IV Diogenes dari Byzantium. Menurut (Hewsen, Robert H. (2001). Armenia: a historical atlas. hlm. 126) Perang manzikret sendiri berada di daerah dekat, kerajaan Armenia, (saat ini, Malazigrit daerah Turki).
Seljuk Raya semakin berkuasa ketika periode ke-4 kekuasaan Abbasiyah yang  sedang melemah pada saat itu. Banyak daulah-daulah kecil yang berdiri sendiri, yang akhirnya disatukan oleh penerusnya yaitu dikenal dengan ustmaniyah, dipimpin oleh salah satu emirat Ghaza, yang bernama  Osman I (1258-1326) dikutip dari (The Sultans: Osman Gazi". TheOttomans.org). Diakses tanggal 28 Maret 2019.
Kekuasaan Ustmani hanya bertahan kurang lebih selama 600 Tahun, dimana ada revolusi gerakan Turki muda. Peiode proses pembubaran ini dimulai pada Tahun (1908-1922). Gerakan Turki muda justru memaksa Turki ikut kedalam perang melawan Itali pada Tahun (1911), dilanjut perang Balkan (1912-1913). Restorasi Turki semakin tidak karuan, dengan prinsip menghilangkan Kesatuan Agama dan Negara agar dipisahkan dan ikut bergabung dalam era modern negara republik.
Akhirnya Ustmani ikut dalam perang terakhirnya dalam perang dunia 1, namun mengalami kekalahan. Sehingga Ustmani harus membagi wilayahnya yang luas kepada negara yang menang PD I, dikenal dengan perjanjian Sevres yang di rancang di London Tahun 1920.
Pendudukan Konstatinopel dan Smyrna oleh Sekutu pada masa setelah Perang Dunia I mendorong pembentukan Gerakan Nasional Turki. Di bawah kepemimpinan Mustafa kemal Pasha, seorang komandan militer yang telah membedakan dirinya selama pertempuran Gallipoli. Perang ini berlandaskan kemerdekaan Turki Modern yang juga dilancarkan dengan tujuan mencabut ketentuan Persetujuan Svres.
Pada 18 September 1922, tentara pendudukan dikalahkan, berlanjut kepada deklar kemerdekaan Turki pada 18 September 1922 berpusat di kota Ankara. Mustafa Kemal menjadi Presiden pertama dan kemudian melakukan banyak reformasi radikal dengan tujuan mengubah negara Utsmaniyah-Turki menjadi republik sekuler baru. Dikutip dari (Gerhard Bowering; Patricia Crone; Wadad Kadi (28 November 2012). The Princeton Encyclopedia of Islamic Political Thought. Princeton University Press. hlm. 49) diakses pada tanggal 28 maret 2019.