Mohon tunggu...
Agi Rahman Faruq
Agi Rahman Faruq Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perjanjian Tordesillas Berhenti di Banda Neira

26 Maret 2019   10:04 Diperbarui: 26 Maret 2019   11:07 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr . Isi perjanjian Tordesillas, smber: informazone.com

Spanyol dan Portugis pada abad ke-14 terkenal dengan armada lautnya yang terkenal kuat. Boleh dibilang kedua negara tersebut memiliki kecanggihan teknologi kapal laut juga navigasi jika dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.  

Rivalitas kedua negara tersebut semakin mengerucut dan memanas, dalam hal memperluas wilayah perdagangan  hingga kolonial. Laut dan samudra menjadi penyambung rivalitas kedua negara tersebut, ketika daratan tidak mampu lagi menampungnya.

Orang-orang Eropa pada abad ke-14 sedang "sakit" ketika kerajaan Romawi Timur Konstatinopel jatuh ke tangan Turki Ustmani, yang dipimpin oleh Sultan Mehmed II pada tanggal 29 Mei 1453.  Dengan jatuhnya jantung Eropa  saat itu, maka terputuslah jalur perdagangan Eropa dari laut tengah juga Asia barat. 

Orang-orang Eropa  harus mencari jalur baru  untuk bertahan hidup, karena pada saat itu Eropa membutuhkan rempah-rempah sebagai penunjang hampir segala aspek kehidupan mereka.  

Pada akhir perang yang mengatasnamakan Agama (Perang Salib) 1494 Kekuasaan Islam mengalami kemunduran. Kekalahan ini dibayar mahal dengan hilanganya wilayah Andalusia yang jatuh ke tangan Kerajaan Kristen. Ummat Islam yang terjebak di  Amdalusia mengalami penindasan ditambah dengan munculnya gerakan antisemitisme.

Mulailah Portugis dan Spanyol pada saat itu melakukan pelayaran untuk mecari sumber daya alam (rempah-rempah) khusunya. Semakin banyak wilayah kolonial semakin juga memperuncing rivalitas kedua negara tersebut. 

Perpecahan kedua negara tersebut terdengar sampai kepada Paus Alexander VI , sehingga membuat perjanjian guna mendamaikan kedua negara tersebut, agar tetap fokus kepada pencarian jalur dagang baru juga rempah-rempah.

Paus Alexander VI mengeluarkan perintah pada tanggal 26 September 1493 guna mendamaikan kedua negara tersebut. Portugis tidak sepakat dengan perintah Paus Alexander VI, dikarenakan isinya memberi kekuasaan kepada Spanyol untuk memperluas wilayah Timur yang ditemui juga memperluas pengaruh mereka.

Paus Alexander VI akhirnya memprakarsai lahirnya Traktat Tordesillas (7 Juni 1494) yang "membagi" dunia menjadi dua bagian, separuh untuk Spanyol dan separuh lagi untuk Portugis. Perjanjian ini membuat kedua negara tersebut berdamai dan Visi dan misi Paus dalam perluasan wilayah, Ekonomi, juga Agama akan berjalan lancar.

Gbr . Isi perjanjian Tordesillas, smber: informazone.com
Gbr . Isi perjanjian Tordesillas, smber: informazone.com
Portugis mendapatkan bagian Timur dan terus berlayar ke Asia dengan semangat dan misi reconquita dores (penaklukan terhadap Muslim). Tahun 1488 pelayar portugis bernama Bartolomeu Dias menemukan tanjung harapan, dia berkeliling disana untuk menemukan jalan ke timur jauh yaitu India. 

Sedangkan C. Columbus yang sebenarnya ingin pergi ke India malah tersesat ke benua Amerika pada Tahun 1492. Kemudia disusul dengan Inggris dengan pelayaran yang dipimpin oleh J. Cabot yang ikut dalam pencarian dan hanya menemukan Amerika Utara.

Tahun 1498 tentara Portugis yang dipimpin Vasco da Gama tiba di India dengan dipandu oleh seorang navigator Muslim, Ahmad bin Abdul Majid. Menurut Sir R.F. Burton, Ahmad bin Abdul Majid adalah yang pertama menemukan kompas. 

Dikutip dari (K. Subroto, 2016, PENGEPUNGAN BENTENG PORTUGIS Kekalahan Super Power Portugis Oleh Jihad Baabullah Di Ternate, diakses pada tanggal 26 Maret 2019).

Jatuhnya jalur pusat dagang rempah di India  oleh Portugis, membuka peluang untuk mendapatkan penghasil rempah-rempah di pulau-pulau kecil di Asia. 

Afonso d'Albuquerque mendapatkan Malaka setalah India, berikutnya pada Tahun  1511 De Albuquerque melimpahinya komando armada 3 kapal untuk mencari "kepulauan rempah-rempah" dengan wakil komandan fransisco Serrao. Dikutip dari Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. hlm. 24.

Seorang penduduk Melayu direkrut untuk memandu mereka ke jawa, Nusa, dan tenggara dan Pulau Ambon ke Banda, dan tiba pada awal tahun 1512. Mereka tetap di sana selama sebulan membeli dan mengisi kapalnya dengan pala dan cengkeh. Antnio de Abreu kemudian berlayar ke Ambon sementara wakil komandannya maju ke Maluku namun kandas, terdampar di Ternate. Mengalami pertempuran beberapa kali di kepulauan itu, seperti Ambon, Ternate, dan banda ia baru kembali pada tahun 1529. Dikutip dari Wikipedia (wikipedia, Antonio de Abreu, diakses pada tanggal 26 Maret 2019).

Dengan diketemukanya pulau-pulau penghasil rempah-rempah temasuk Banda Neira, tidak membuat damai Spanyol juga Portugis. Justru dengan penemuan rempah-rempah ini malah meperuncing kembali rivalitas kedua negara tersebut. 

Pada Tahun 1529 permasalahan ini berakhir dengan pembagian kekuasaan antara Spanyol dengan Portugis, dimana kekuasaan Spanyol membentang dari Mexico sampai ke daerah Filiphina. Sedangkan portugis membentang dari Brazil hinga ke Maluku, dalam perjanjian Zaragoza, sebagai kelanjutan dari Perjanjian Tordesillas.

Negara-negara Eropa kemudian memakai jalur-jalur perdagangan yang telah dibuka, untuk melakukan ekspansinya. Jalur-jalur inilah yang nantinya menjadi jalur maritimim dunia hingga saat ini. Karena pada saat itu, jalur perdagangan untuk mencari rempah-rempah lebih penting dan utama. 

Maluku khususnya banda Neira menjadi titik temu pembagiaan kekuasaan dan sekaligus akan menjadi lumbung pertumpahan darah, perebuatan hasil rempah yang terkenal yaitu buah "pala".

Gbr 2. Pembagian kekuasaan di Maluku dan Banda, Sumber : https://www.pelajaran.id/wp-content/uploads/2017/03/Isi-Perjanjian-Saragosa.jpg
Gbr 2. Pembagian kekuasaan di Maluku dan Banda, Sumber : https://www.pelajaran.id/wp-content/uploads/2017/03/Isi-Perjanjian-Saragosa.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun