"Hanya ada 2 pilihan, menjadi apatis atau mengikuti alur. Tetapi aku memilih menjadi manusia merdeka" - Soe Hok Gie
Padahal dalam perkembangan pengetahuan yang berdampak pada kemajuan zaman, mereka yang memberi perubahan adalah mereka yang memilih menjadi dirinya sendiri. Bebas. Merdeka dengan pemikirannya dan jalan ninjanya, naruto kali hehe.
- MAKNA
Kita acapkali tertindas oleh makna-makna yang kabur. Semua hal yang berbeda dengan kita menjadi hal yang asing dan tidak menjadi perlu untuk didengar. Kita menjunjung toleransi secara kontekstual, tidak universal.Â
Hanya toleransi beragama, namun lupa bertoleransi dalam berpendapat dan cara berpikir. Seolah kita adalah penemu yang takluk dengan temuannya sendiri. Senjata makan tuan.
Tafsiran-tafsiran makna seringkali kita telan tanpa dikunyah. Saat ayah bunda mengatakan "belajarlah setinggi-tingginya biar kamu gak miskin". Apa iya miskin yang dimaksud adalah sesempit miskin secara materi?Â
Padahal banyak yang kaya secara materi, namun miskin dalam nurani. Di lain sisi, apa iya terserahnya perempuan saat ditanya mau makan apa artinya mau makan apa saja termasuk karet ban geprek? Ya sudah, terkadang memahami makna sama sulitnya dengan memahami perempuan hehe.
Dalam ilmu bahasa, hal ini dikenal Pragmatik. Makna itu ambigu. Dia menjadi jelas, ketika manusia mampu meningkatkan daya pikirnya, tidak lagi hanya memaknai melalui indera atau feeling, namun mampu memaknai melalui intuisi.
- SIMBOL
Adiknya Pram, yakni Soesilo Toer adalah penyandang gelar master jebolan university Patrice Lumumba dan Doktor bidang politik dan ekonomi dari institut perekonomian rakyat Plekhanov Uni Soviet, Rusia.Â
Namun, Soesilo Toer menjalani hidupnya sebagai pemulung dan menjadi penulis. Alasan Soesilo Toer memulung adalah karna dia menemukan kenikmatan yang hakiki saat melakukannya. Dia tidak mengurung dirinya sendiri dalam penjara bernama simbol dan gelar.
Para pemimpin  juga menjadi lebih di hormati dan dikagami ketika mereka merobek-robek simbol yang selama ini dilekatkan pada status jabatannya.Â
Simbol-simbol seperti kaku, bossy, dan pemarah, namun ketika mereka menjadi lebih friendly, sederhana, dan membumi, mereka menjadi panutan yang dihormati.