Selanjutnya adalah tingkatan  evaluasi (evaluating), siswa tidak hanya mampu untuk saling menghargai dan hidup bersama, namun siswa sudah mampu untuk mengevaluasi teman-temannya dari beragam latar belakang, suku, agama, hingga kepribadian teman-temannya. Artinya siswa sudah mampu mengontrol dirinya  untuk mengenali kebiasaan dan ritual setiap teman-temannya yang berbeda satu sama lain.
Pada tingkatan terakhir, yakni mencipta (creating), secara teori dan praktek siswa mampu menciptakan kedamaian dalam perbedaan diantara mere yang berbeda dalam suku, agama dan kepribadian.
Dengan adanya kedamaian dan saling menghormati itu, maka akan lebih terbukalah jalan untuk berkolaborasi menciptakan inovasi-inovasi dalam proses pembelajaran seperti penemuan sepeda motor listrik, printer 3D, warnet tenaga surya dan lain-lain.
Sebagai penutup, dalam proses perubahan tidak akan pernah mengalami kenyamanan. Maka perubahan-perubahan dalam pendidikan khususnya harus segera dimulai dan dibiasakan.
Dalam mengahadapi tentangan zaman, Negara ini butuh manusia-manusia yang mampu berinovasi dalam ide dan menghasilkan karya, penemuan dan lowongan pekerjaan. Dan ini semua bisa di awali, dirakit, diterapkan dari bidang yang bertanggung jawab pada semua itu, yakni Pendidikan.
Penulis : Agi Julianto Martuah Purba
seorang prokopton (seseorang berusaha menjadi lebih baik)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H