Selain itu, pelatihan keamanan siber untuk karyawan juga semakin diperketat untuk memastikan mereka bisa mengenali tanda-tanda manipulasi deepfake sebelum terlambat.
#3. Serangan Supply Chain
Serangan pada rantai pasokan (supply chain attacks) semakin marak dan meresahkan. Penyerang menargetkan pihak ketiga yang bekerja sama dengan perusahaan besar untuk mencari celah keamanan.
Contohnya, serangan besar pada SolarWinds beberapa waktu lalu berhasil mengekspos ribuan jaringan perusahaan dan lembaga pemerintah.
Untuk mengatasi ancaman ini, perusahaan seperti Cisco dan Oracle menerapkan verifikasi rantai pasokan yang lebih ketat serta audit keamanan siber berkala untuk semua vendor yang bekerja sama dengan mereka.
#4. Serangan IoT (Internet of Things)
Dengan semakin banyaknya perangkat IoT yang terkoneksi, celah keamanan pun semakin terbuka lebar. Dari kamera keamanan hingga sistem otomatisasi pabrik, setiap perangkat IoT bisa menjadi pintu masuk bagi penyerang.
Perusahaan global seperti Amazon Web Services (AWS) dan Huawei telah mengembangkan protokol keamanan khusus untuk perangkat IoT, termasuk enkripsi end-to-end dan segmentasi jaringan.
Selain itu, pembaruan perangkat lunak (software patching) secara rutin menjadi kewajiban yang tidak boleh diabaikan.
***
Ancaman siber di era digital tidak bisa lagi dianggap sepele. Mulai dari ransomware yang bisa melumpuhkan sistem dalam hitungan menit, deepfake yang menipu dengan visual sempurna, hingga serangan pada rantai pasokan dan perangkat IoT yang seolah-olah "tak bersalah", semuanya menjadi tantangan besar bagi perusahaan global.