Jadi, bagaimana kita bisa mulai mematahkan rantai ini? Salah satu solusi adalah menerapkan kerangka regulasi yang lebih solid dan adaptif terhadap perubahan teknologi. Selain itu, kolaborasi antarnegara sangat penting. Ketika platform judi online beroperasi lintas batas, penegakan hukum yang hanya berlaku secara lokal menjadi tidak efektif.
Inspirasi juga bisa diambil dari negara-negara seperti Inggris, yang telah mengimplementasikan Gambling Act dengan pemantauan ketat terhadap operator judi online.
Di sana, pelanggaran terhadap regulasi tidak hanya berdampak pada denda finansial, tetapi juga pencabutan lisensi secara permanen. Model ini bisa menjadi acuan, meskipun perlu disesuaikan dengan kondisi hukum dan sosial di Indonesia.
Kenapa Bandar Sulit Tertangkap?
Mungkin alasan terbesar bandar judi online sulit dijerat adalah tingkat kompleksitas operasional mereka. Mereka bekerja dalam jaringan yang tersebar luas, menggunakan identitas palsu, dan bahkan menyuap oknum untuk melindungi aktivitas mereka.
Dalam beberapa kasus, terdapat bukti bahwa aktor-aktor ini memiliki hubungan erat dengan elite ekonomi dan politik.
Sebagaimana dikatakan oleh Benjamin Disraeli, "The world is governed by very different personages from what is imagined by those who are not behind the scenes." (Dunia ini dikendalikan oleh orang-orang yang sangat berbeda dari apa yang dibayangkan oleh mereka yang tidak berada di balik layar).
Hal ini menjadi pengingat bahwa sering kali kita hanya melihat permukaan masalah tanpa menyadari kompleksitas yang ada di baliknya.
Meskipun penangkapan bandar judi online adalah langkah sulit, bukan berarti itu tidak mungkin. Dengan reformasi regulasi, penerapan teknologi mutakhir, dan penegakan hukum yang tegas, kita bisa membangun sistem yang lebih adil dan bebas dari ancaman judi online.
Pada akhirnya, keadilan tidak hanya soal menangkap pelaku kecil, tetapi juga memastikan bahwa dalang utamanya tidak lagi gentayangan.
Lantas, bagaimana Ibu Meutya Hafid?