Sebagai contoh, Toyota di Jepang dan Tata Motors di India terkenal dengan pendekatan mereka yang transparan mengenai mana saja bagian kendaraan yang menggunakan komponen lokal versus yang masih impor.Â
Pendekatan semacam ini tidak hanya memperjelas nilai kandungan lokal, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen. Indonesia, melalui mobil Maung ini, bisa saja mengikuti model yang serupa.
Langkah-Langkah ke Depan Menuju Kemandirian
Untuk mencapai kemandirian penuh, langkah yang diperlukan bukan hanya pada klaim kandungan lokal, tetapi juga pada penciptaan ekosistem inovasi yang komprehensif. Pemerintah dan Pindad dapat mempertimbangkan beberapa langkah berikut untuk memperkuat klaim lokal:
- Investasi dalam Teknologi Riset Mesin: Mesin adalah jantung kendaraan, dan jika jantung ini masih mengandalkan teknologi luar, klaim 70% kandungan lokal menjadi kurang kuat. Dengan membangun fasilitas riset mesin yang mumpuni, Indonesia bisa mencapai titik yang lebih mandiri.
- Kerja Sama dengan Perguruan Tinggi: Banyak negara maju melibatkan universitas dalam pengembangan teknologi otomotif lokal. Melalui skema kemitraan ini, PT Pindad bisa berkolaborasi dengan institusi akademik untuk menciptakan teknologi yang lebih inovatif dan berbasis lokal.
- Perkuat Industri Mikroelektronik: Komponen elektronik adalah salah satu aspek krusial yang masih memerlukan impor. Dengan mengembangkan industri mikroelektronik, terutama untuk chip dan modul kontrol, Indonesia akan lebih mandiri di masa depan.
- Transparansi dan Sertifikasi Lokal: Memberikan informasi yang lebih jelas tentang komponen apa saja yang 100% lokal akan meningkatkan kredibilitas klaim. Hal ini memungkinkan konsumen untuk memahami lebih baik di mana letak kandungan lokal sebenarnya.
"The best way to predict the future is to create it." - Peter Drucker
Kutipan ini menyentuh inti dari upaya kemandirian: jika Indonesia ingin benar-benar mandiri di bidang otomotif, kita harus berani menciptakan masa depan itu sendiri.
Masa Depan Industri Otomotif Indonesia
Klaim 70% kandungan lokal pada mobil Maung memang membawa harapan dan kebanggaan bagi masyarakat Indonesia. Namun, ketika bicara tentang kemandirian sejati, fokus harus lebih dalam, mencakup teknologi inti, riset jangka panjang, dan keberanian untuk berinovasi dari nol.
Masa depan industri otomotif Indonesia ada di tangan kita, dan apakah mobil Maung menjadi lambang kemandirian atau sekadar langkah awal, tergantung pada seberapa jauh kita berani berinvestasi pada teknologi yang dibuat dari dan untuk negeri sendiri.
Jangan sampai klaim-klaim tidak utuh semacam ini justru menjadi sebab dipermalukannya kita di mata dunia.
Maturnuwun,
Growthmedia
NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com