Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Sritex Pailit, Tapi Mengapa Operasional Bisnisnya Masih Bisa Berjalan?

29 Oktober 2024   13:33 Diperbarui: 29 Oktober 2024   13:36 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan status pailit, pengadilan biasanya melindungi perusahaan dari tindakan agresif kreditur yang berpotensi mengganggu operasional harian. Ini memberi ruang bagi Sritex untuk merestrukturisasi tanpa tekanan langsung, tapi keputusan ini juga berpotensi menurunkan kepercayaan kreditur.

  • Dampak pada Reputasi dan Kepercayaan Pasar

Status pailit sering kali merusak reputasi perusahaan. Bagi Sritex, ini bisa memengaruhi kepercayaan pelanggan, pemasok, dan partner bisnis. Tantangannya adalah mempertahankan keyakinan pasar bahwa perusahaan tetap kompeten, meskipun dalam kondisi pailit.

  • Kontrol Operasional yang Terbatas

Perusahaan dalam status pailit biasanya berada di bawah pengawasan pihak ketiga, seperti pengawas restrukturisasi atau kurator. Ini berarti ada batasan dalam menjalankan operasional dan pengambilan keputusan strategis. Sritex perlu meyakinkan bahwa setiap keputusan operasional tidak melanggar syarat pengadilan atau pengawasan kurator.

  • Kemungkinan Penjualan Aset

Demi mempertahankan likuiditas, Sritex mungkin perlu menjual aset non-produktif. Aset-aset ini biasanya meliputi properti yang kurang mendukung operasional inti perusahaan. Penjualan aset bisa membantu memperkuat arus kas, tetapi juga bisa mengurangi nilai total aset perusahaan.

Sampai Kapan Sritex Bisa Bertahan?

Kemampuan Sritex untuk bertahan di tengah status pailit sangat bergantung pada beberapa faktor berikut:

Keberhasilan Restrukturisasi

Proses restrukturisasi bisa memakan waktu dari beberapa bulan hingga bertahun-tahun, tergantung pada kompleksitas utang dan negosiasi dengan kreditur. Jika restrukturisasi berhasil, Sritex bisa keluar dari status pailit dan melanjutkan operasional dengan struktur keuangan yang lebih sehat. Namun, jika restrukturisasi gagal atau kreditur tidak mencapai kesepakatan, Sritex mungkin akan mengalami likuidasi.

Kemampuan Mempertahankan Operasional Efisien

Sritex perlu menunjukkan efisiensi dalam operasional, baik dari segi biaya maupun kualitas produk. Ini berarti fokus pada produk unggulan yang menghasilkan margin tinggi dan mengelola biaya produksi secara ketat.

Dukungan dari Kreditur dan Stakeholder Lain

Kreditur yang bersedia memberikan kelonggaran atau bahkan pinjaman baru bisa membantu Sritex bertahan lebih lama. Selain itu, jika stakeholder internal (karyawan, manajemen) tetap mendukung, Sritex bisa mempertahankan operasional dalam jangka waktu yang lebih panjang.

Adaptasi terhadap Pasar

Sritex harus mampu beradaptasi dengan tren pasar untuk mempertahankan pelanggan. Jika mereka bisa tetap relevan di pasar tekstil meski dalam kondisi pailit, ini akan meningkatkan peluang bertahan. Mereka mungkin perlu melakukan inovasi pada produk atau model bisnis.

Jika faktor-faktor ini dikelola dengan baik, Sritex bisa bertahan selama beberapa tahun ke depan, bahkan mungkin pulih dari status pailit. Namun, jika restrukturisasi atau efisiensi operasional tidak tercapai, status ini bisa berujung pada likuidasi penuh.

Model Kebangkrutan Berkelanjutan

Pada beberapa kasus, kebangkrutan tidak serta-merta berarti akhir dari perjalanan bisnis. Seiring perkembangan kebijakan bisnis, banyak negara memberikan ruang bagi perusahaan untuk melakukan reorganisasi atau penjualan aset non-produktif. Dengan begitu, mereka bisa menutup "lubang" tanpa mengorbankan seluruh bisnisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun