Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dari Raksasa ke Semenjana, Mengapa Sritex Gagal Menghadapi Perubahan Ekonomi Dunia?

25 Oktober 2024   05:49 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:12 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebangkrutan Sritex bukan hanya sekadar catatan kelam dalam sejarah industri tekstil Indonesia, tetapi juga sebuah pelajaran berharga bagi banyak perusahaan lain di tanah air.

Globalisasi memang membuka peluang besar, namun ketergantungan yang terlalu tinggi pada pasar internasional tanpa memperkuat pasar domestik dapat menjadi bencana ketika terjadi krisis global.

Sritex mungkin kuat di masanya, tetapi kekuatan saja tidak cukup untuk bertahan dalam dunia yang terus berubah. Dengan runtuhnya Sritex, kita belajar bahwa kunci kesuksesan jangka panjang terletak pada kemampuan untuk beradaptasi. Bukan hanya menghadapi perubahan, tetapi juga mampu mengantisipasinya sebelum terlambat.

Sebagaimana dijelaskan dalam teori rantai pasokan resilient oleh Christopher & Peck, fleksibilitas dan kecepatan dalam merespons gangguan sangat penting dalam mempertahankan kelangsungan bisnis. Ini adalah sesuatu yang, sayangnya, Sritex gagal lakukan.

Pada akhirnya, kebangkrutan Sritex adalah sebuah kisah tentang bagaimana perusahaan besar bisa hancur ketika gagal membaca tanda-tanda zaman. Di tengah derasnya arus perubahan global, hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat yang akan bertahan.

"We do not learn from experience, we learn from reflecting on experience." - John Dewey

("Kita tidak belajar dari pengalaman, tetapi dari merenungkan pengalaman tersebut.")

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun