Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dari Raksasa ke Semenjana, Mengapa Sritex Gagal Menghadapi Perubahan Ekonomi Dunia?

25 Oktober 2024   05:49 Diperbarui: 28 Oktober 2024   13:12 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masyarakat Indonesia mungkin masih teringat bagaimana PT Sri Rejeki Isman (Sritex) pernah menjadi salah satu raksasa di industri tekstil nasional.

Berdiri kokoh sebagai salah satu pilar ekonomi yang tak tergoyahkan, Sritex bahkan sempat melenggang di pasar internasional. Namun, seiring berjalannya waktu, raksasa ini tumbang.

Kebangkrutan Sritex mengejutkan banyak pihak dan menimbulkan berbagai pertanyaan, terutama mengenai ketidakmampuannya beradaptasi dengan perubahan ekonomi dunia yang begitu dinamis. Sritex yang dulu bak raksasa, kini hanyalah semenjana dan bukan siapa-siapa lagi.

Sritex, yang sempat dianggap sebagai simbol sukses industri tekstil Indonesia, kini menjadi contoh tragis dari sebuah perusahaan yang gagal beradaptasi. Ketergantungan Sritex pada pasar global ternyata menjadi pedang bermata dua.

Ketika rantai pasokan terganggu akibat pandemi COVID-19, ketergantungan ini justru menjadi bumerang yang merontokkan pondasi bisnis mereka. Sritex, meski tampak kokoh dari luar, ternyata rapuh di dalam.

"It is not the strongest of the species that survive, nor the most intelligent, but the one most responsive to change." - Charles Darwin

("Bukanlah spesies terkuat atau paling cerdas yang bertahan, melainkan yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan.")

Dalam konteks Sritex, kutipan Darwin ini seolah menjadi pengingat pahit bahwa kekuatan dan skala bisnis besar bukan jaminan untuk bertahan jika tak mampu merespons perubahan dengan cepat.

Dengan tren global yang berubah begitu cepat, Sritex tak hanya dihadapkan pada tantangan pasar, tetapi juga persaingan dan tekanan dari ekonomi dunia yang terus bergerak.

Ketergantungan pada Rantai Pasokan Global

Sritex, selama bertahun-tahun, sangat bergantung pada ekspor untuk mempertahankan posisinya di pasar global. Pasar Eropa dan Amerika menjadi tujuan utama produk-produk mereka, khususnya dalam sektor tekstil dan seragam militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun