Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Moralitas AI dan Apa yang Bisa Dipelajari dari Ajaran Filsafat Kuno?

20 Oktober 2024   05:49 Diperbarui: 20 Oktober 2024   06:12 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI perlu diajarkan nilai-nilai moralitas yang melandasi kehidupan manusia dan telah dikaji sejak masa filsafat kuno | Ilustrasi gambar : freepik.com / freepik

Plato berbicara tentang "idea", mengenai gagasan sempurna yang ada di luar realitas fisik kita. Dia percaya bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari kenyataan yang lebih tinggi, di mana kebijaksanaan sejati berada. Dalam konteks AI, ini menarik. Jika AI didorong hanya oleh data dunia fisik yang tak terbatas, apakah mungkin bagi AI untuk memahami "ide" moral atau etis yang lebih tinggi?

Bayangkan AI yang digunakan dalam pembuatan kebijakan publik. Tanpa landasan moral yang kuat, kebijakan yang dihasilkan bisa tampak logis di permukaan namun tidak memperhatikan kepentingan manusia yang lebih dalam, seperti kebahagiaan atau keadilan sosial. Plato mungkin akan mengusulkan "kesadaran kolektif" untuk AI, di mana mesin-mesin tersebut tak hanya belajar dari data, tapi juga dari nilai-nilai kemanusiaan yang mendasarinya. Mungkin ini terdengar idealistis, tetapi bukankah demikian juga tujuan moralitas dalam kehidupan manusia?

Plato sendiri mungkin akan tertawa geli membayangkan dunia di mana "bayangan di dinding gua" adalah algoritma yang menentukan nasib kita semua. Tapi di balik candaannya, tersimpan kebenaran serius: AI butuh nilai-nilai yang lebih dari sekadar angka dan kode.

Filosofi Konfusius dalam Era AI

Mari kita beralih Konfusius. Filosofi moralitas Konfusius berfokus pada pentingnya hubungan sosial dan bagaimana kita saling memperlakukan. AI, yang sering dianggap sebagai entitas yang dingin dan logis, bisa mengambil pelajaran besar dari ini. Dalam interaksi antara manusia dan AI, moralitas Konfusius menekankan pentingnya "ren" (kemanusiaan) dan "li" (ritual atau etiket).

Seperti halnya manusia, AI juga berfungsi dalam "jaringan" hubungan. Kita mungkin berpikir bahwa AI hanya menjalankan tugasnya, tetapi tanpa "li," AI bisa merusak jaringan sosial. Misalnya, chatbot AI yang bersikap kasar kepada pengguna, meskipun tidak disengaja, bisa menciptakan kesan buruk yang berdampak besar. Konfusius mungkin akan berkata, "Lakukan kepada orang lain apa yang ingin kau lakukan kepada dirimu sendiri," dan mungkin kita harus menambahkan: "Lakukan kepada AI seperti yang kau ingin mereka lakukan kepadamu."

Ada sebuah quote dari Konfusius yang mungkin kita patut renungkan, "Mengapa bersusah payah memikirkan masa depan jika kita tidak memperbaiki hari ini?" AI, dengan segala potensinya, harus dibangun dengan dasar moral yang kuat sejak awal, bukan hanya ditambal ketika masalah etika muncul di kemudian hari.

***

Moralitas dalam kecerdasan buatan bukanlah hal yang sepele. Dari kebijaksanaan Aristoteles, idea Plato, hingga etika sosial Konfusius, filsafat kuno menawarkan pelajaran penting yang bisa memandu perkembangan AI ke arah yang benar. Mungkin AI tidak akan pernah memiliki "hati" seperti manusia, tetapi dengan panduan moral yang benar, kita bisa memastikan bahwa AI berfungsi untuk kebaikan umat manusia, bukan malah menjadi ancaman.

Pada akhirnya, seperti yang dikatakan Albert Einstein: "We cannot solve our problems with the same thinking we used when we created them." Maka mari kita gunakan kebijaksanaan dari masa lalu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Maturnuwun,

Growthmedia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun