Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Ekonomi Berbasis AI, Mungkinkan Robot Pajak Menggantikan Sistem Pajak Tradisional?

19 Oktober 2024   08:03 Diperbarui: 19 Oktober 2024   13:38 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AI yang memproses data pajak di sistem komputer | Ilustrasi gambar : freepik.com/freepik

Di sinilah dilema muncul, apakah kita ingin mengotomatisasi semua sistem pajak, atau kita tetap memerlukan campur tangan manusia dalam situasi tertentu? Memasukkan AI ke dalam sistem pajak juga mengundang pertanyaan tentang keamanan data. Bagaimana kita bisa memastikan bahwa data wajib pajak tidak akan jatuh ke tangan yang salah?

Beberapa negara masih skeptis, meskipun AI menawarkan potensi penghematan besar dalam biaya operasional. Bayangkan jika semua sistem perpajakan kita diotomatisasi, kita tidak akan lagi menghadapi petugas pajak yang terlihat kurang bersemangat atau layanan yang tertunda karena server down. Namun, sekali lagi, risiko kebocoran data dan kesalahan algoritma tetap harus menjadi perhatian utama.

Robot Pajak, Kemungkinan atau Mimpi Jauh?

Dalam bayangan ideal, AI mungkin suatu hari nanti akan menjadi tulang punggung sistem perpajakan yang efektif dan efisien, menggantikan sistem tradisional yang lamban dan seringkali tidak akurat. Namun, seperti yang telah kita lihat, ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum sepenuhnya mengadopsi teknologi ini. Kita tidak hanya berbicara tentang kecepatan dan akurasi; kita juga harus memperhitungkan aspek legal, moral, dan etis yang akan ikut berperan.

Sebagai penutup, kita harus berpikir lebih luas dari sekadar efisiensi. "Technology is a useful servant but a dangerous master," kata Christian Lous Lange (Teknologi adalah pelayan yang berguna, tetapi tuan yang berbahaya.). Teknologi, termasuk AI, harus digunakan sebagai alat, bukan penguasa mutlak. Jika kita tidak berhati-hati, penerapan AI dalam sistem pajak bisa membawa dampak yang tidak diinginkan, mulai dari ketidakadilan hingga ketidakamanan data pribadi.

Dengan demikian, sebelum kita sepenuhnya menyerahkan kendali pajak pada robot, ada baiknya kita berpikir ulang---apakah benar AI mampu menggantikan semua aspek penting dalam sistem pajak tradisional? Mungkin masih perlu waktu dan pertimbangan matang sebelum "robot pajak" benar-benar menjadi kenyataan.

Kalau kamu sendiri bagaimana? Setuju dengan penerapan robot pajak? Atau masih nyaman dengan yang ada sekarang?

Maturnuwun,

Growthmedia

NB : Temukan artikel cerdas lainnya di www.agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun