Pemerintahan baru segera dilantik. Akan ada cukup banyak tantangan yang menanti di depan. Dan salah satu tantangan besar pemerintahan baru nanti adalah menemukan figur yang tepat untuk mengelola sektor-sektor penting di tengah keterbatasan kondisi anggaran yang memang sanagt cekak.
Sehingga hal ini akan menjadi isu yang cukup menarik saat berbicara tentang kemungkinan Prabowo Subianto melakukan upaya naturalisasi figur asing guna mengisi beberapa posisi menteri krusial dalam kabinetnya. Mungkin sedikit berkaca dengan kebangkitan Timnas Indonesia setelah getol melakukan naturalisasi pemain. Sehingga bisa jadi langkah serupa namun untuk konteks berbeda bisa membuahkan hasil yang sama baiknya.
Pertanyaannya sekarang, apakah langkah ini perlu diambil? Terlebih mengingat situasi global yang tidak stabil pada saat ini. Berikut adalah beberapa alasan yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum menilai perlu tidaknya keputusan tersebut diambil.
1. Keterbatasan Anggaran: Mencari Efisiensi di Tengah Krisis
Salah satu alasan utama Prabowo mungkin perlu mempertimbangkan naturalisasi figur asing adalah keterbatasan anggaran yang dihadapi pemerintah. Ketika ekonomi tertekan, kemampuan untuk memaksimalkan anggaran menjadi sangat penting. Figur asing dengan pengalaman internasional dalam efisiensi anggaran dapat memberikan solusi inovatif.
Misalnya, "Economic Challenges and Political Leadership in Developing Countries" dari Journal of Economic Perspectives menjelaskan bagaimana negara-negara berkembang sering kali bergantung pada pemimpin dengan pengalaman internasional untuk merombak birokrasi yang boros dan menciptakan kebijakan fiskal yang lebih ramping. Dalam konteks ini, figur asing yang sudah terbukti mampu memimpin reformasi di negara lain bisa menjadi pilihan logis bagi Prabowo.
"Leadership is not about being in charge, it's about taking care of those in your charge." -- Simon Sinek
(Kepemimpinan bukan tentang menjadi bos, melainkan tentang merawat mereka yang Anda pimpin.)
2. Pengalaman Global: Menghadapi Tantangan Internasional
Situasi global yang semakin kompleks menuntut Indonesia memiliki kepemimpinan yang paham akan dinamika internasional. Keahlian dalam menghadapi tantangan ekonomi global, geopolitik, hingga teknologi adalah kunci. Prabowo mungkin perlu figur yang memiliki rekam jejak internasional untuk menghadapi situasi ini.
Menurut publikasi "Foreign-born Leaders and Global Leadership in Public Administration" dari Public Administration Review, pemimpin kelahiran asing sering kali membawa perspektif yang lebih luas dan lebih siap menghadapi tantangan lintas batas. Ini bisa menguntungkan Indonesia yang sedang berusaha memperkuat posisinya di panggung global.
3. Efisiensi Kebijakan Publik dan Reformasi Birokrasi
Pemerintah yang menghadapi tekanan ekonomi membutuhkan pemimpin yang bisa membuat kebijakan publik secara efektif dan cepat. Pengalaman internasional figur asing dalam mengelola birokrasi besar bisa memberikan nilai tambah. Mereka mungkin bisa membawa metode baru yang belum ada dalam budaya birokrasi lokal, khususnya dalam mendorong efisiensi administrasi dan transparansi.
Menurut artikel dari Governance: An International Journal of Policy, Administration, and Institutions, tenaga ahli asing sering kali diandalkan untuk membantu negara-negara berkembang merespons dinamika global secara lebih cepat dan efektif.
"In times of rapid change, experience could be your worst enemy." -- J. Paul Getty
( Di saat perubahan cepat, pengalaman bisa menjadi musuh terbesar Anda.)
4. Menciptakan Jaringan Internasional
Mengundang figur asing ke kabinet Prabowo dapat membuka peluang baru dalam hal hubungan diplomatik dan jaringan internasional. Figur yang memiliki pengalaman bekerja di berbagai negara dapat menjadi jembatan untuk kolaborasi dengan negara-negara maju. Jaringan ini bisa bermanfaat dalam hal investasi asing, kerjasama teknologi, dan bantuan ekonomi.
Ini diperkuat oleh publikasi "Globalization, Governance, and the Role of Foreign Experts in Policy-making" yang menyatakan bahwa figur asing bisa menjadi penghubung strategis antara negara asal dan negara yang mereka wakili.
5. Kontroversi dan Tantangan Nasionalisme
Di balik manfaatnya, keputusan untuk melakukan naturalisasi figur asing tentu tidak lepas dari tantangan. Nasionalisme yang kuat di Indonesia mungkin melihat hal ini sebagai langkah yang mengancam kedaulatan bangsa. Figur asing yang masuk ke dalam kabinet bisa saja dilihat sebagai pengaruh eksternal yang membahayakan kontrol lokal terhadap kebijakan.
Namun, perlu diingat bahwa figur asing bisa menjadi solusi praktis bagi pemerintahan yang ingin menciptakan perubahan besar dalam waktu singkat. Di sinilah tantangan utama Prabowo, yaitu menyeimbangkan manfaat yang dibawa oleh figur internasional dengan potensi resistensi politik dan sosial yang muncul di masyarakat.
Kira-kira Prabowo berani atau tidak ya merealisasikannya?
Maturnuwun,
Growthmedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H