Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menggeser Paradigma Konsumsi, Peluang Bisnis di Tengah Masyarakat yang Beralih ke Ekonomi Sirkular

7 Oktober 2024   06:37 Diperbarui: 7 Oktober 2024   07:16 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu hal yang patut kita garis bawahi adalah bahwa ekonomi sirkular bukan hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru yang bisa sangat menguntungkan. Bisnis rental, misalnya, semakin diminati di berbagai sektor, mulai dari fashion hingga peralatan elektronik. Konsumen yang enggan membeli barang baru dengan harga tinggi, tetapi tetap membutuhkan barang-barang tersebut, kini lebih memilih menyewa.

Model bisnis rental ini ternyata juga sangat fleksibel dan bisa diterapkan dalam berbagai industri. Seperti yang dilaporkan oleh Sustainability Journal, selama masa krisis ekonomi, terjadi peningkatan signifikan dalam permintaan layanan rental di kalangan konsumen.

Tak hanya barang-barang fashion seperti tas branded, tetapi juga barang-barang elektronik, peralatan rumah tangga, dan bahkan peralatan olahraga. Dengan menyewa, konsumen bisa tetap memiliki akses ke barang-barang yang mereka butuhkan tanpa harus membeli dan menghabiskan banyak uang.

Selain bisnis rental, usaha daur ulang juga semakin berkembang pesat. Material bekas yang dulunya dianggap tidak bernilai kini menjadi komoditas yang menguntungkan. Pengusaha daur ulang memanfaatkan limbah plastik, logam, dan kertas untuk menciptakan produk baru yang memiliki nilai jual tinggi. Peluang ini tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Ini adalah win-win solution bagi semua pihak.

 

Daur ulang material bekas: Dari limbah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan di era deflasi ekonomi | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Daur ulang material bekas: Dari limbah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan di era deflasi ekonomi | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Kolaborasi untuk Masa Depan Berkelanjutan

Di tengah tantangan ekonomi global, kita harus mengakui bahwa solusi individu tidaklah cukup. Dibutuhkan kolaborasi antara konsumen, bisnis, dan pemerintah untuk membangun masa depan yang lebih berkelanjutan.

Konsumen sekarang semakin menyadari bahwa pilihan mereka, sekecil apapun, dapat memberikan dampak besar bagi keberlangsungan bumi ini. Di sisi lain, bisnis juga harus beradaptasi dan mengadopsi model-model yang mendukung ekonomi sirkular.

Pemerintah pun memainkan peran penting dalam mendorong perubahan ini, baik melalui kebijakan yang mendukung bisnis ramah lingkungan, maupun program-program yang memudahkan konsumen beralih ke model konsumsi yang lebih berkelanjutan.

Kolaborasi antara berbagai pihak ini tidak hanya membantu mengatasi masalah ekonomi saat ini, tetapi juga membentuk pola pikir baru yang lebih bertanggung jawab terhadap planet ini.

Sebagaimana diungkapkan oleh Leonardo DiCaprio: "The future is now. It's not about looking for answers tomorrow, it's about finding solutions today." (Masa depan adalah saat ini. Bukan tentang mencari jawaban esok, tetapi menemukan solusi hari ini). Di tengah era deflasi ini, kita tidak hanya harus bertahan, tetapi juga harus berinovasi dengan solusi-solusi yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

 

Kolaborasi berbagai pihak adalah kunci untuk masa depan yang lebih berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global
Kolaborasi berbagai pihak adalah kunci untuk masa depan yang lebih berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global" | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun