Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mentalitas Porno dan Maraknya Kejahatan Seksual, Apakah Hukuman Lebih Keras Akan Menghentikannya?

5 Oktober 2024   07:08 Diperbarui: 7 Oktober 2024   13:42 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekelompok siswa dalam kelas, belajar tentang pendidikan moral dan pengendalian diri | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

 

Seorang narapidana dengan tangan terborgol, simbol dari hukuman yang mungkin tidak efektif tanpa rehabilitasi yang tepat | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Seorang narapidana dengan tangan terborgol, simbol dari hukuman yang mungkin tidak efektif tanpa rehabilitasi yang tepat | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Pendidikan Moral dan Pengendalian Diri sebagai Solusi Jangka Panjang?

Jadi, jika hukuman keras tidak sepenuhnya efektif, apa solusi lainnya? Satu kata: Pendidikan. Namun, bukan hanya pendidikan akademik, melainkan pendidikan moral dan pengendalian diri sejak dini. Kita hidup di era di mana pornografi bisa diakses dengan mudah hanya melalui satu klik. Artinya, semakin penting bagi orang tua, pendidik, dan masyarakat untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang dampak negatif pornografi terhadap perilaku dan moralitas.

Sebagai bangsa, kita harus berani berinvestasi dalam program-program pendidikan moral yang menekankan pentingnya pengendalian diri dan penghargaan terhadap sesama manusia. Kampanye anti-pornografi dan pengenalan materi tentang efek buruknya bisa dimasukkan dalam kurikulum pendidikan sejak dini. Dengan begitu, generasi muda tidak hanya tahu cara menggunakan teknologi, tapi juga cara menggunakannya dengan bijak.

Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "The greatness of a nation and its moral progress can be judged by the way its people treat their women." Dan sejauh ini, kita masih perlu banyak belajar.

 

Sekelompok siswa dalam kelas, belajar tentang pendidikan moral dan pengendalian diri | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik
Sekelompok siswa dalam kelas, belajar tentang pendidikan moral dan pengendalian diri | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

***

Jika kita berharap untuk menghentikan maraknya kejahatan seksual yang dipicu oleh mentalitas porno, hukuman saja tidak akan cukup. Pendidikan moral, pengendalian diri, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang dampak negatif pornografi harus menjadi pilar utama dalam memutus rantai ini.

Hukuman keras mungkin bisa memberikan efek jera sementara, tapi solusi jangka panjang harus berakar pada perubahan pola pikir dan pendidikan yang tepat.

Sebagai bangsa, kita harus berani menghadapi tantangan ini dengan cara yang lebih progresif, bukan sekadar mengulang langkah-langkah lama yang terbukti tidak efektif. Karena seperti yang Einstein katakan, melakukan hal yang sama berulang kali dan mengharapkan hasil yang berbeda adalah kegilaan.

Mari kita mulai dari sekarang, sebelum generasi mendatang benar-benar kehilangan moralitasnya. Harapan akan generasi emas akan benar-benar hilang berganti menjadi generasi cemas manakala mentalitas porno ini tidak segera dibenahi.

Maturnuwun,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun