Kebosanan juga menjadi alasan bagi milenial untuk mencari cara baru agar tetap produktif. Banyak dari mereka yang menggunakan waktu tersebut untuk menekuni hobi, belajar hal-hal baru, atau bahkan memulai bisnis kecil-kecilan. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktivitas tidak harus selalu berorientasi pada target yang tinggi, tetapi juga bisa muncul dari rutinitas sederhana yang konsisten.
Dari sinilah muncul istilah "Boredom Productivity." Milenial yang sebelumnya hanya sekadar menghabiskan waktu di media sosial, kini mencoba hal-hal baru seperti belajar coding, menulis buku, atau bahkan merancang produk kreatif. Tanpa tekanan eksternal, kebosanan menjadi katalisator bagi aktivitas-aktivitas ini.
Â
***
Tren 'Boredom Productivity' bukan hanya tentang mengisi waktu luang. Hal ini merupakan refleksi dari perubahan paradigma tentang bagaimana kita memandang kebosanan dan produktivitas.
Milenial menunjukkan bahwa kebosanan bisa menjadi alat untuk menemukan kreativitas, ruang untuk refleksi diri, dan waktu untuk berkreasi. Alih-alih melihat kebosanan sebagai sesuatu yang negatif, mereka justru memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk berkembang. Seperti kata Socrates, "An unexamined life is not worth living," hidup yang tidak dievaluasi adalah hidup yang sia-sia.
Bukan tidak mungkin, tren ini akan terus berkembang seiring dengan semakin sadarnya kita akan arti penting jeda dalam hidup yang serba cepat ini. Jadi, apakah ini hanya akan menjadi tren sementara? Sepertinya tidak. Tren 'Boredom Productivity' mungkin adalah jawaban jangka panjang untuk meraih kesuksesan tanpa perlu terburu-buru. Mungkin kita semua harus mencoba, bosan sebentar, dan lihat di mana ide-ide besar kita bersembunyi.
Jadi, yuk periksa kebosanan yang kita alami saat ini. Siapa tahu ada hal besar yang bisa kamu dapatkan darinya.
Maturnuwun,
Growthmedia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H