Siapa bilang kebosanan adalah musuh produktivitas? Justru sebaliknya, ada tren situasi di kalangan milenial yang menunjukkan bahwa rasa bosan bisa menjadi pemicu kreativitas serta produktivitas yang tak disangka-sangka. Fenomena inilah yang dikenal sebagai "Boredom Productivity."
Di saat banyak orang tergoda oleh berbagai distraksi digital, sebagian kalangan generasi milenial cerdas justru memanfaatkan momen-momen bosan mereka untuk menggali potensi diri. Tapi, apakah ini hanya gaya hidup sementara atau untuk kepentingan jangka panjang?
Kebosanan, menurut penelitian terbaru, tidak lagi (dianggap) sekadar jeda yang membosankan dalam rutinitas, tapi bisa menjadi kesempatan untuk merefleksi diri dan menemukan inspirasi baru.
Seperti kata Albert Elpidorou dalam penelitiannya, "The Bright Side of Boredom", kebosanan bisa membuka jalan bagi kejelasan mental, sehingga kita bisa mengidentifikasi apa yang sebenarnya kita inginkan dan butuhkan. Dan barangkali ini bisa lebih dari sekadar gaya hidup, ini adalah tentang bagaimana kita mendefinisikan ulang produktivitas di era modern.
Berikut ini adalah tiga cara 'Boredom Productivity' dapat membentuk ulang perilaku generasi milenial:
1. Menolak Distraksi Digital untuk Memaksimalkan Kreativitas
Jika kamu pernah menemukan dirimu bosan saat scrolling media sosial, kamu tidaklah sendirian. Berbeda dengan generasi sebelumnya (atau bahkan setelahnya) yang mencari hiburan instan, milenial cenderung semakin sadar bahwa distraksi digital tidak selalu membawa manfaat jangka panjang. Sebaliknya, mereka mulai memanfaatkan waktu ini untuk mengembangkan keterampilan baru atau memulai proyek-proyek kreatif.
Kebosanan, bagi banyak milenial, adalah sinyal untuk berhenti sejenak dari stimulasi berlebihan dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting. Tindakan ini juga didukung oleh hasil penelitian Mann & Cadman (2014), yang menemukan bahwa kebosanan bisa memicu imajinasi yang lebih kreatif. Maka tidak heran kalau banyak dari mereka yang akhirnya menemukan ide-ide baru saat tengah bosan.
Â
2. Menciptakan Ruang untuk Refleksi Diri
Di tengah kecepatan dunia digital, sangat jarang ada waktu untuk berhenti dan berpikir mendalam. Namun, kebosanan menyediakan ruang yang sangat diperlukan untuk refleksi diri tersebut. Tanpa terus-menerus terpapar oleh distraksi, milenial menggunakan kebosanannya sebagai kesempatan untuk menilai kembali tujuan, nilai, dan keinginan mereka.
Bagi beberapa orang, kebosanan menjadi jeda untuk memproses berbagai pengalaman hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Elpidorou yang mengatakan bahwa kebosanan adalah alarm psikologis yang memberi tahu kita ketika sesuatu yang kita lakukan tidak memuaskan atau tidak bermakna. Refleksi yang dilakukan di momen kebosanan ini bisa membantu milenial dalam membuat keputusan lebih bijak dan bertujuan di masa depan.
Â
3. Mengubah Kebosanan Menjadi Waktu Berkarya
Kebosanan juga menjadi alasan bagi milenial untuk mencari cara baru agar tetap produktif. Banyak dari mereka yang menggunakan waktu tersebut untuk menekuni hobi, belajar hal-hal baru, atau bahkan memulai bisnis kecil-kecilan. Fenomena ini menunjukkan bahwa produktivitas tidak harus selalu berorientasi pada target yang tinggi, tetapi juga bisa muncul dari rutinitas sederhana yang konsisten.
Dari sinilah muncul istilah "Boredom Productivity." Milenial yang sebelumnya hanya sekadar menghabiskan waktu di media sosial, kini mencoba hal-hal baru seperti belajar coding, menulis buku, atau bahkan merancang produk kreatif. Tanpa tekanan eksternal, kebosanan menjadi katalisator bagi aktivitas-aktivitas ini.
Â
***
Tren 'Boredom Productivity' bukan hanya tentang mengisi waktu luang. Hal ini merupakan refleksi dari perubahan paradigma tentang bagaimana kita memandang kebosanan dan produktivitas.
Milenial menunjukkan bahwa kebosanan bisa menjadi alat untuk menemukan kreativitas, ruang untuk refleksi diri, dan waktu untuk berkreasi. Alih-alih melihat kebosanan sebagai sesuatu yang negatif, mereka justru memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk berkembang. Seperti kata Socrates, "An unexamined life is not worth living," hidup yang tidak dievaluasi adalah hidup yang sia-sia.
Bukan tidak mungkin, tren ini akan terus berkembang seiring dengan semakin sadarnya kita akan arti penting jeda dalam hidup yang serba cepat ini. Jadi, apakah ini hanya akan menjadi tren sementara? Sepertinya tidak. Tren 'Boredom Productivity' mungkin adalah jawaban jangka panjang untuk meraih kesuksesan tanpa perlu terburu-buru. Mungkin kita semua harus mencoba, bosan sebentar, dan lihat di mana ide-ide besar kita bersembunyi.
Jadi, yuk periksa kebosanan yang kita alami saat ini. Siapa tahu ada hal besar yang bisa kamu dapatkan darinya.
Maturnuwun,
Growthmedia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI