Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Solopreneur Vs Entrepreneur : Mana yang Lebih Siap Menghadapi Krisis Ekonomi Global ?

21 September 2024   05:25 Diperbarui: 21 September 2024   08:20 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Solopreneur yang lincah dalam mengambil keputusan di tengah ketidakpastian ekonomi global | Ilustrasi gambar: freepik.com / freepik

Krisis ekonomi global sering kali tak terduga. Bak angin topan yang datang tiba-tiba, menghancurkan struktur bisnis yang rapuh, namun memperkuat mereka yang tangguh dan luwes.

Dalam lanskap ekonomi seperti ini, solopreneur dan entrepreneur muncul sebagai dua tipe pelaku bisnis yang mencoba bertahan. Keduanya menghadapi ketidakpastian dengan strategi yang berbeda, namun siapakah sebenarnya yang lebih mampu beradaptasi?

Disini, kita akan coba menelusuri mana dintara keduanya yang lebih siap dalam menghadapi krisis ekonomi global: solopreneur ataukah entrepreneur?

Yuk, kita telaah berdasarkan tiga aspek kunci: adaptabilitas, model bisnis, dan resilience.

#1. Adaptabilitas: Siapakah yang Lebih Cepat Berubah?

Adaptabilitas menjadi kunci utama dalam dunia bisnis modern. Bukan hanya soal siapa yang terbesar, tapi siapa yang bisa beradaptasi lebih cepat. Solopreneur, yang bekerja sendiri, biasanya lebih fleksibel dalam mengambil keputusan. Misalnya, ketika krisis datang, mereka bisa langsung mengubah strategi tanpa perlu melewati hirarki yang rumit.

Teori adaptabilitas (Fredrickson, 2001) menyatakan bahwa individu atau entitas yang mampu beradaptasi dengan cepat akan lebih mudah bertahan dalam situasi sulit. Pada konteks ini, solopreneur jelas memiliki keuntungan. Karena tidak ada tim yang besar atau hierarki yang harus dipertimbangkan, mereka bisa langsung menggeser arah bisnis sesuai kondisi. Dengan kata lain, ketika krisis datang, mereka bisa lebih cepat menyesuaikan diri tanpa beban tambahan.

Namun, adaptabilitas juga memiliki kelemahan bagi solopreneur. Mereka mungkin cepat dalam merespons perubahan, tetapi keterbatasan sumber daya sering kali menjadi penghambat. Misalnya, seorang solopreneur mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk memperluas produk atau layanannya dibandingkan entrepreneur dengan tim besar yang bisa bergerak bersama.

Sementara itu, entrepreneur dengan tim besar memiliki daya adaptasi yang berbeda. Mereka bisa mengandalkan pemikiran kolektif dan kreativitas dari berbagai sudut pandang. Di sisi lain, keputusan mungkin lebih lama, karena harus melewati berbagai tahapan dan birokrasi. Dalam kondisi krisis, entrepreneur yang mampu mengarahkan tim dengan baik dan merancang strategi yang responsif akan lebih unggul.

Sebuah pelajaran dari Darwin, 

"It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most adaptable to change." (Bukan spesies terkuat yang bertahan hidup, atau yang paling cerdas, tetapi yang paling mampu beradaptasi terhadap perubahan.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun