Ramadan, bulan yang dinanti-nantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, menyimpan begitu banyak keajaiban dan hikmah bagi segenap manusia di dunia. Bahkan bukan hanya kalangan muslim yang menikmatinya, mereka dari umat agama lain atau yang tidak memiliki agama sekalipun juga tersentuh hikmahnya.
Momentum Ramadan adalah waktu untuk refleksi spiritual, pembersihan jiwa, dan (ternyata) juga membawa manfaat kesehatan yang signifikan. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh The London Ramadan Study (LORENS), peneliti menemukan bahwa puasa Ramadan dapat memiliki dampak positif pada kesehatan metabolik dan risiko penyakit kronis.
Dalam artikel berjudul Metabolomics of Ramadan Fasting and Associated Risk of Chronic Deseases ini, kita akan menyelami kedalaman dari penemuan tersebut. Mencari tahu bagaimana puasa Ramadan memperbaiki metabolisme tubuh dan meredam risiko penyakit kronis, serta implikasinya bagi kesehatan kita secara keseluruhan.
Perubahan Metabolik Selama Puasa Ramadan
Puasa Ramadan bukanlah sekadar menahan diri dari makanan dan minuman sedari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Hal ini juga memengaruhi cara tubuh kita memproses energi dan nutrisi.
Studi LORANS meneliti efek puasa Ramadan pada profil metabolik individu yang mana hasilnya menunjukkan bahwa puasa Ramadan berhubungan dengan perubahan pada 14 metabolit yang beragam seperti penanda peradangan, asam amino, badan keton, metabolit terkait glikolisis, trigliserida, dan beberapa kelas lipoprotesin.
Dalam penelitian tersebut, metabolit diperiksan dari partisipan penelitian pada masa sebelum dan sesudah puasa Ramadan. Hasilnya cukup menakjubkan dimana skor metabolik untuk beberapa penyakit kronis seperti kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker payudara lebih rendah pada periode setelah puasa Ramadan.
Â
Pengurangan Risiko Penyakit Kronis
Salah satu aspek paling menarik dari penelitian ini adalah bagaimana puasa Ramadan dapat mempengaruhi risiko penyakit kronis. Temuan dari LORANS menunjukkan beberapa hal penting berikut dimana ujungnya adalah puasa Ramadan membantu mengurangi risiko beberapa penyakit kronis, seperti kanker paru-paru, kanker usus besar, dan kanker payudara.
Berikut adalah lima catatan atau temuan penting yang didapatkan dari penelitian tersebut :
1.) Perbaikan Profil Metabolik
Puasa Ramadan terkait dengan perubahan pada metabolit yang berkaitan dengan penanda peradangan, asam amino, dan lipoprotein. Ini menunjukkan adanya perbaikan pada metabolisme tubuh yang dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kronis.
2.) Pengendalian Glikemia
Puasa terbukti memengaruhi kadar gula darah, ini bermanfaat bagi individu yang menderita diabetes tipe 2. Dengan menjaga kadar gula darah tetap stabil selama puasa, risiko komplikasi diabetes dapat dikurangi.
3.) Peningkatan Kesehatan Jantung
Puasa juga berkontribusi pada kesehatan jantung dengan menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan keseimbangan lipoprotein dalam tubuh. Ini merupakan faktor penting dalam pencegahan penyakit kardiovaskular.
4.) Detoksifikasi Tubuh
Puasa, khususnya puasa Ramadan menyediakan kesempatan bagi tubuh untuk membersihkan diri dari racun dan zat-zat berbahaya melalui proses detoksifikasi yang alami. Ini dapat membantu meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan mengurangi risiko penyakit.
5.) Pengendalian Berat Badan
Menjalani Puasa Ramadan secara tidak langsung dapat membantu dalam pengendalian berat badan dengan membatasi asupan kalori selama periode puasa. Ini dapat membantu mencegah obesitas dan kondisi terkait lainnya.
***
Puasa di bulan Ramadan bukanlah sekadar ibadah, tetapi juga merupakan waktu yang penuh hikmah bagi kesehatan kita. Studi LORANS telah membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara puasa Ramadan, metabolisme, dan risiko penyakit kronis.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang manfaat kesehatan puasa Ramadan, kita dapat menggunakan pengetahuan ini untuk meningkatkan kesehatan kita secara keseluruhan. Dalam lautan hikmah Ramadan, mari kita terus menjaga kesehatan tubuh dan jiwa kita, mengambil manfaat dari sunnah Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah diberikan kepada kita.
Bersyukur kiranya menjadi bagian dari Umat Islam yang senantiasa menebarkan rahmat dan kebaikan bagi seluruh alam, terkhusus bagi umat manusia itu sendiri melalui setiap ajaran yang penuh hikmah dan keteladanan.
Jazakallah.
Â
Maturnuwun.
Agil Septiyan Habib Esais, dapat dikunjungi di agilseptiyanhabib.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H