Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Selamanya

8 Maret 2024   16:26 Diperbarui: 8 Maret 2024   16:27 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persiapan puasa di bulan Ramadan adalah bagian dari antusiasme menyambut bulan suci itu| Ilustrasi gambar : freepik.com / xvector

Marhaban ya Ramadan. Akhirnya bulan suci nan mulia itu kembali menjelang di depan mata. Semoga usia kita masih berkesempatan untuk menyambutnya secara penuh dengan jamuan yang terbaik.

Sebagai awalan, barangkali kita perlu menilik kembali ke dalam diri masing-masing apakah kita sudah cukup membuat persiapan menyambut Bulan Ramadan kali ini atau sebaliknya justru mengabaikannya.

 

Bulan Ramadan merupakan bulan paling mulia yang dipersembahkan Allah SWT kepada kita sebagai hamba-Nya dan sebagai umat dari kekasih-Nya, Baginda Nabi Muhammad SAW. Sayogyanya, seseorang yang diberikan hadiah terbaik tentulah hatinya akan bergembira. Senyumnya akan merekah. Tindakannya dipenuhi antusiasme yang menggambarkan puja-puji dan sumringah atas apa yang diperoleh.

Ramadan datang mungkin tampak sebagai sesuatu yang sama setiap tahunnya. Tapi, percayalah, bahwa setiap orang akan merasakan sensasi yang berbeda setiap kali menjalaninya. Hal itu sangat ditentukan oleh kualitas dari persiapan yang kita lakukan.

Pertanyaannya sekarang, sudahkah persiapan puasa itu dilakukan dengan baik? Yakni sebuah persiapan yang tidak sebatas fisik kuat menahan lapar dahaga sedari pagi hingga senja, melainkan juga menjalankan hal-hal lain yang menebarkan nilai kemuliaan terhadap Bulan Ramadan yang mulia.

3 Persiapan Menyambut Ramadan

Terkadang sebuah pertanyaan mengemuka, apakah Bulan Ramadan itu menjadi media persiapan kita untuk menjalani sisa bulan-bulan yang lain dalam satu tahun perjalanan waktu atau sebaliknya kita sebenarnya memiliki waktu sebelas bulan untuk mempersiapkan diri menyambut Bulan Ramadan?

Untuk menjawabnya, terlebih dahulu kita harus menarik garis pemahaman bahwasanya setiap detik waktu kita sangatlah berharga. Dengan kata lain, setiap perubahan waktu sama-sama memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan yang kita jalani. Secara tingkat kepentingan, Bulan Ramadan ataupun bulan-bulan yang lain sama pentingnya. Tidak bisa diabaikan salah satunya.

Hanya saja, dari sudut pandang kemuliaan. Bulan Ramadan ini berbeda dari yang lainnya. Ibarat ada tamu jauh yang hendak datang berkunjung dan membawa bejibun hadiah, maka akankah kita menyambutnya dengan cara yang biasa?

Baca juga: Ramadan Next Level

Bahkan kedatangan seorang kepada daerah saja sampai harus mempersiapkan gedung mewah dan makanan penuh cita rasa. Kenyataannya, Ramadan sebenarnya lebih dari itu semua.

Maka, sangat pantas kiranya persiapan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Dan kesungguhan itu dimulai dari hati. Tanyakan pada diri kita masing-masing, apakah ada rasa senang, suka cita, dan euforia kegembiraan yang menyeruak ? Atau sebaliknya justru keluh kesah karena Ramadan dianggap sebagai tersangka atas suatu masalah.

Persiapan puasa, persiapan menyambut Bulan Ramadan haruslah dimulai dari hati. Menanamkan suka cita dan kegembiraan yang mendalam bahwasanya Ramadan adalah hal indah untuk ditunaikan. Inilah persiapan yang pertama, dan paling utama.

Sulit untuk melakukannya? Coba ingat kembali kenangan Ramadan masa kecil kita yang penuh kegembiraan. Bangkitkan kembali memori itu. Bawa kembali ke kehidupan sekarang.

Kedua, sudahkah kita mempersiapkan target Ramadan kali ini? Apakah itu merupakan target yang berbeda dari tahun sebelumnya? Lebih rendah atau lebih tinggi target yang dibuat dari sebelumnya? Ingat, siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin maka ia beruntung. Jika hari ini sama, maka ia rugi. Dan jika hari ini lebih buruk maka ia celaka. Pilih mana?

Yang ketiga, di titik sekarang adakah yang masih kurang dalam aktivitas beribadah kita? Segera benahi. Setidaknya mulai segera melakukan upaya perbaikan. Yang sholatnya bolong, segera tambal. Yang sering sholat di akhir waktu segera dibenahi. Juga ibadah yang lainnya.

Sehingga, ketika sudah memasuki Bulan Ramadan kita tidak lagi memulai semua perbaikan diri dari nol. Tapi sudah berjalan dari sekarang.

Nah, apakah tiga persiapan tersebut sudah kita lakukan? Jangan menunggu tanggal 1 Ramadan tiba baru kita bergegas. Apalagi kalau sampai menundanya di Ramadan tahun depan. Iya kalau usia kita sampai kesana. Kalau tidak, bagaimana?

Andaikan semua bulan adalah Ramadan, mungkin itulah kebahagiaan yang tak terkira.

 

Maturnuwun.

Agil Septiyan Habib Esais, dapat dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun