Sehingga akan jauh lebih powerful dampaknya manakala prinsip-prinsip sustainable tersebut diarahkan langsung kepada pengelolaan operasional dari industri manufaktur daripada sekadar tindakan parsial yang dilakukan secara perorangan di lingkup rumah tangga atau pada tataran end user tersebut.
Andil Industri Manufaktur
Penggunaan sumber daya alam yang oleh industri pastilah jauh lebih besar dibanding kelas rumah tangga. Konsumsi air yang dipergunakan untuk skala industri tentu berlipat ganda. Demikian halnya dengan konsumsi listrik, pemakaian bahan baku, dan lain sebagainya.
Menilik kondisi tersebut maka hampir bisa dipastikan bahwa emisi yang dihasilkan oleh industri pun jauh melebihi kontribusi emisi rumah tangga kita.
Merujuk pada laporan Climate Transparancy yang dipublikasikan katadata[1] nih, emisi dari sektor industri pada tahun 2021 lalu berada pada posisi ketiga dengan kontribusi 23%. Atau hanya kalah dari sektor ketenagalistrikan (43%) dan transportasi (25%) saja.
Bahkan dari kedua sektor tersebut sebenarnya ada andil sektor industri juga, khususnya berkaitan dengan konsumsi listrik industri dan kegiatan transportasi menyangkut aktivitas rantai pasok industri.
Dengan kata lain, industri manufaktur memang memiliki peranan besar yang tidak boleh dikesampingkan demi upaya mewujudkan lingkungan sustainable. Yakni melalui tata kelola operasional industri manufaktur yang baik sehingga memberi dampak langsung ataupun tidak langsung terhadap perbaikan lingkungan di sekitarnya.
Oleh karenanya, agar upaya tersebut bisa terlaksana maka kita membutuhkan peran orang dalam (ordal) untuk turut terlibat dalam gerakan atau aksi lingkungan ini.
Peran 'Ordal' di Industri Manufaktur
Sepuluh tahun lebih saya habiskan untuk menjalani karir sebagai pekerja di industri manufaktur. Sekitar 3,5 tahun saya bertugas sebagai inventory controller di perusahaan manufaktur kertas di Surabaya, dan selebihnya (sampai sekarang) saya jalani sebagai production planner di perusahaan manufaktur detergen di kawasan Tangerang.
Di dua perusahaan tersebut peran saya sebenarnya serupa. Inventory controller merupakan bagian dari fungsi production planner juga. Pada lingkungan industri peran ini biasanya masuk ke dalam divisi PPIC (Production Planning & Inventory Control).
Waktu sepuluh tahun yang saya untuk menjadi ordal di industri manufaktur ini membuat saya lebih memahami bahwa ada cukup banyak hal yang sekadar dpandang sebagai rutinitas dan prosedur formal namun sebenarnya memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan.
Ketika saya mulai bertugas sebagai inventory controller hampir sedekade lalu, salah satu tugas saya adalah melakukan pengondisian stok untuk "Pallet" kayu. Pallet kayu ini merupakan bahan pendukung untuk pengemasan produk di perusahaan kertas. Terbuat dari lembaran kayu yang dirakit sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk papan.