Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Son Preference dan Benih Diskriminasi Gender di Lingkungan Keluarga

10 Oktober 2023   13:36 Diperbarui: 10 Oktober 2023   13:42 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan kajian yang dilakukan di era modern, preferensi tersebut bisa dipengaruhi oleh faktor sosio-ekonomi dan norma sosial yang berlaku di masyarakat (Jayachandran, 2015). Selain itu, value seorang anak juga turut mempengaruhi son preference yang dimiliki para orang tua (Hoffman, 1973).

Diskriminasi gender sering terjadi di berbagai zaman | Ilustrasi gambar : kompas.com by shutterstock.com / many wisteria 
Diskriminasi gender sering terjadi di berbagai zaman | Ilustrasi gambar : kompas.com by shutterstock.com / many wisteria 

Kesetaraan Keluarga

"Yahhh, perempuan lagi..", "Yahhh, laki-laki lagi..". Familiar dengan ekspresi semacam itu?

Meski disampaikan dalam gimik yang berbeda-beda, namun kesan kecewa sangat bisa ditangkap manakala seorang (calon) ayah atau (calon) ibu mengharapkan hadirnya jenis kelamin bayi berbeda ketimbang yang mereka ketahui saat itu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa memang selalu ada preferensi yang berbeda antar pribadi. Antara orang tua dan menantunya. Bahkan antara suami dan istrinya sangat mungkin berbeda harap terkait jenis jabang bayi yang kelak lahir di keluarga mereka.

Pernyataan ,"Mau bayi laki-laki atau perempuan sama saja, yang penting sehat." terdengar bijak diungkapkan. Akan tetapi, hal itu tetap tidak bisa menghapus realita preferensi bahwa adakalanya orang tua mengharapkan anak yang terlahir ke dunia adalah sosok kelamin berbeda daripada yang mereka tahu.

Apalagi jika pada kehamilan sebelumnya sudah hadir seorang anak dengan jenis kelamin tertentu, maka kehamilan berikutnya biasanya mengharapkan jenis kelamin yang berbeda. Jika kelahiran pertama adalah anak laki-laki, maka kelahiran berikutnya yang diharapkan adalah anak perempuan. Begitupun sebaliknya.

Namun, perlu diketahui bahwa kaum ibu memiliki andil yang cukup besar terhadap proses tumbuh kembang anak-anaknya berkaitan dengan preferensi gender yang mereka miliki.

Palloni (2017) menemukan fakta bahwa anak yang terlahir dengan jenis kelamin sesuai preferensi ibu akan memiliki tinggi dan berat badan yang lebih baik dibandingkan anak-anak yang jenis kelaminnya tidak sesuai preferensi ibu mereka.

Preferensi orang tua terhadap salah satu gender dinilai berpengaruh terhadap cara mengalokasikan makanan, waktu pengasuhan, dan sumber daya lain pada anak-anak mereka (Lin et al., 2021).

Dengan kata lain, preferensi gender turut mendorong terjadinya diskriminasi gender. Yang ironisnya, hal itu mungkin saja terjadi di lingkungan keluarga kita sendiri. Meskipun terkait kadar diskriminasinya masih perlu diperdebatkan lagi.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun