Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Diabetes Anak Merebak, Ternyata 5 Hal Ini Pemicunya

16 Februari 2023   09:51 Diperbarui: 16 Februari 2023   10:04 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fenomena merebaknya diabetes anak tidak terjadi secara kebetulan | Sumber gambar: pixabay.com/boaphotostudio

By the way, kamu tahu tidak kalau diabetes merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia? Sehingga ketika beberapa waktu lalu Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut telah terjadi lonjakan kasus diabetes anak sebesar 70 kali lipat dibandingkan tahun 2010, jelas hal ini merupakan alarm bahaya yang patut kita waspadai.

Menurut International Diabetes Federation, jumlah kematian di Indonesia akibat diabetes pada tahun 2021 lalu mencapai 236 ribu jiwa, atau menempati peringkat ke-6 terbesar kematian akibat diabetes di seluruh dunia.

Sementara itu, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit yang menjadi sebab tertinggi kematian di Indonesia ditempati oleh stroke (131,8 kasus), serangan jantung (95,68 kasus), dan diabetes militus (40,78 kasus).

Padahal, penderita diabetes cukup rentan mengalami komplikasi penyakit lain khususnya  serangan jantung dan juga stroke.

National Heart Association Amerika Serikat menyebutkan bahwa 65% pengidap diabetes mengalami komplikasi serangan jantung dan stroke. Risiko serangan jantung meningkat dua kali lipat bagi para penderita diabetes.

Dengan demikian, secara langsung maupun tidak langsung diabetes telah menjadi momok menakutkan yang mengintai kesehatan masyarakat di Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Terlebih ketika hal itu sudah turut menyasar kalangan anak-anak.

Faktor Pemicu

Apa yang sebenarnya terjadi sehingga dalam kurun waktu 12 tahun saja kasus diabetes anak melonjak demikian pesat?  Gaya hidup masyarakat kita mungkin telah banyak berubah dibandingkan satu dekade lalu. Tetapi, mengapa peningkatannya begitu besar di kalangan anak-anak?

Di sini saya melihat bahwa ada kemudahan fasilitas yang justru mendorong perubahan gaya hidup kita, khususnya anak-anak, sehingga lebih menunjang pola hidup yang tidak sehat itu untuk dijalankan.

Setidaknya ada lima hal yang turut mendorong dan menjadi faktor pemicu di balik fenomena lonjakan diabetes anak tersebut.

#1. Menjamurnya Retail Modern

Retail modern kini sudah tumbuh di mana-mana. Bukan hanya di pusat kota, di pelosok desa dan kampung pun telah menjadi bagian dari ekspansinya. Bahkan saat seorang anak kecil ditanya ingin jajan ke mana, jawabannya pasti tidak akan jauh dari kata Alf* (saya sensor saja ya namanya).

Sementara di setiap gerai retail modern tersebut ada begitu banyak jajanan. Ada beragam makanan dan minuman ringan yang tersedia bahkan hampir selama 24 jam. Hari biasa ataupun tanggal merah kamu pasti melihat ada gerai-gerai retail modern yang buka.

Pada satu sisi, keberadaan retail modern yang bertebaran tersebut memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk belanja beragam barang kebutuhan. Namun, di sisi lain hal itu makin mendekatkan anak-anak untuk membeli bermacam jajanan yang sebenarnya tidak baik bagi kesehatan.

Anak-anak makin mudah jajan ini itu dengan intensitas yang makin sering dan masif. Satu hari bisa berkunjung beberapa kali.

Makin sering makanan dan minuman tidak sehat itu diakses oleh anak-anak maka lambat laun hal itu akan mengganggu kesehatan tubuh mereka.

#2. Toko Kelontong Tiap 100 m

Bukan hanya retail modern yang menghadirkan kemudahan kepada anak-anak untuk jajan. Di banyak permukiman penduduk, keberadaan kios atau toko kelontong yang menjajakan beragam produk juga turut memberi andil terhadap kebiasaan jajan anak-anak.

Kalau boleh dibilang, hampir setiap jarak 100 meter dengan mudah kita temui keberadaan toko-toko yang memajang jajanan anak. Seiring jaraknya yang cukup dekat dengan rumah, anak-anak kita bisa pergi ke sana kapan saja.

Makan dan minum sesuatu yang mereka sukai meski sebenarnya hal itu berdampak tidak baik terhadap kesehatan. Berbeda sekali andaikata makanan dan minuman ringan itu sulit diakses. Tentunya kebiasaan jajan anak-anak menjadi lebih mudah ditekan.

#3. Fasilitas Jatah Jajan Anak

Sebagian orang tua masa kini cenderung mudah mengajak anak-anaknya pergi ke retail modern atau toko-toko yang menjajakan makanan dan minuman ringan. Dan setiap kali hal itu dilakukan maka jatah jajan senantiasa diberikan.

Ada jatah jajan harian yang membuat anak-anak seolah bebas membeli apa saja yang mereka mau. Tentu, layaknya anak-anak pada umumnya mereka akan membeli sesuatu yang mereka suka. Dan itu tidak akan jauh-jauh dari kata mainan, makanan, dan minuman ringan.

Entah ini kita sadari atau tidak sebenarnya kebiasaan memberi jatah jajan kepada anak-anak tersebut turut memengaruhi pola hidup anak-anak itu sendiri.

Bahkan ada cukup banyak orang tua yang gemar mengajak putra-putrinya untuk pergi makan di rumah makan cepat saji setiap beberapa hari sekali. Sesuatu yang sepertinya pada zaman saya masih kecil dahulu tidak pernah saya alami.

#4. Propaganda Iklan Medsos

Tidak bisa dimungkiri bahwa media sosial telah menyasar ke semua kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Memandang kanal youtube berjam-jam sepertinya bukan hal yang aneh lagi saat ini.

Dengan kondisi seperti itu pasti ada masanya ketika iklan youtube berseliweran. Layaknya anak-anak yang gemar menonton hiburan seusianya, iklan yang sepantaran pasti akan ikut menyapa.

Memperkenalkan mainan serta makanan dan minuman ini dan itu. Lalu mereka pun meminta kepada bapak ibunya untuk dibelikan di retail modern atau toko kelontong dekat rumah dengan jatah jajan yang telah dialokasikan orang tua mereka sebelumnya.

Setiap hari dijejali propaganda iklan medsos hal itu pun akan mendorong keinginan untuk jajan. Jikalau jajanan yang mereka lihat di iklan sehat mungkin tidak jadi soal. Tetapi bagaimana jika sebaliknya?

#5. Pertumbuhan Pesat Industri Mamin

Dua puluh lima tahun lalu mungkin kamu tidak pernah mendengar apa itu capcin, mixue, es teh, dan seterusnya. Tetapi sekarang dengan mudah semua itu ditemui.

Industri makanan dan minuman (mamin) terus bertumbuh dan bertambah. Dahulu mungkin sedikit sekali varian jajanan yang kita temui. Tetapi sekarang kta pasti bingung untuk memilih.

Masuk ke retail modern dan menuju rak makanan ringan, di sana pasti ada begitu banyak pilihan yang membuatmu atau setidaknya anakmu tercenung memilih mana kiranya yang terbaik untuk disantap hari ini.

Pertumbuhan pesat industri mamin telah mendorong pola hidup anak-anak ikut berubah dibandingkan sebelumnya.

Kontrol Gaya Hidup

Situasi yang terjadi saat ini hampir semuanya memberikan kemudahan bagi siapa pun untuk hidup dengan cara yang semena-mena terhadap kesehatan. Menjalani hidup tidak sehat seperti mendapatkan banyak kemudahan, sama halnya ketika kita memilih sebaliknya.

Dengan kata lain ini semua kembali pada diri masing-masing. Sebagai orang tua tentu kita tidak ingin anak-anak kita tumbuh dengan gangguan kesehatan yang datang sejak masa-masa indahnya sebagai anak-anak hingga menjadi beban dalam perjalanannya tumbuh dewasa.

Selama ini kita mungkin cenderung tidak rela melihat anak-anak menangis saat menginginkan sesuatu meskipun apa yang mereka inginkan sebenarnya tidak baik bagi kesehatannya.

Butuh ketegasan. Diperlukan keterbukaan dan berpikir jangka panjang terhadap pola konsumsi anak terhadap makanan dan minuman yang menjadi kegemaran mereka. Perlu kontrol untuk membatasi mana yang baik dan mana yang tidak.

Atau kita hanya bisa menyesali manakala sang buah hati terpaksa menjadi pesakitan sebagai bagian dari pengidap diabetes anak. Apakah kamu siap menerima realitas semacam itu?

Silakan bagikan artikel ini pada teman dan kerabatmu. Semoga bermanfaat.

Salam hangat.

Agil S Habib, Penulis Tinggal di Tangerang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun