Kebetulan di tempat kerja saya dulu ada kepala bagian salah satu departemen yang menikah dengan wakil kepala bagian di departemen lain. Padahal dalam aturan perusahaan disebutkan bahwa karyawan satu perusahaan dilarang menikah. Tapi nyatanya boleh-boleh juga kan?
So, kejar karir setinggi mungkin jikalau kamu mengemban misi untuk menikahi sesama rekan kerjamu. Toh, kalaupun akhirnya tidak sampai menikah minimal pencapaian karirmu sudah memuaskan.
2. Ciptakan Ketergantungan untuk Tingkatkan Daya Tawar
Menjadi spesial itu menguntungkan. Memiliki kapasitas kemampuan yang tidak bisa diduplikasi dengan mudah oleh orang lain tentu merupakan keuntungan tersendiri yang bisa diberdayakan pada saat-saat tertentu.
Sebagai karyawan dengan keterampilan rata-rata tentu tidaklah sulit bagi perusahaan untuk "menyingkirkan" kamu kapan saja. Karena kamu hanyalah bagian dari rata-rata. Apabila kamu mengatakan ingin menikah dengan sesama rekan kerja, mungkin kamu akan langsung dipersilahkan keluar tanpa perlu banyak kata-kata.
Lain halnya jika kamu memiliki sesuatu yang khusus untuk ditawarkan. Semisal keterampilan atau skill pekerjaan tertentu yang cuma kamu saja yang bisa. Kemampuan apa itu? Ini yang mesti kamu pikirkan.
Berbekal keunikan tersebut maka perusahaan tidak akan serta merta memberlakukan aturan perusahaan secara pukul rata. Bisa jadi kamu akan dispesialkan karenanya.
Namun, upaya menciptakan ketergantungan semacam ini bagi sebagian orang justru disalahtafsirkan. Seperti menyimpan rahasia busuk si bos atau atasan tertentu seraya menjadikan hal itu sebagai daya tawar agar si bos mau menuruti apa yang mereka mau dan menjadi back up mereka.
3. Dekati dan Pengaruhi Sosok Berpengaruh
Memiliki kedekatan dengan orang penting dan berpengaruh memang banyak memberikan keuntungan. Meskipun secara moral kita seharusnya tetap dekat dan berteman baik dengan semua orang tanpa pandang bulu.
Kedekatan dengan figur-figur berpengaruh di perusahaan memungkinkan peraturan seperti larangan menikah sesama rekan kerja ini bisa seketika usang atau bahkan dipandang tidak pernah ada.
Mungkin kamu bisa mulai mendekati orang-orang jenis ini seperti pemegang jabatan tinggi, pemilik perusahaan, anak pemilik perusahaan, kerabat pemilik perusahaan, orang kepercayaan pemilik perusahaan, dan sebagainya.
Mereka biasanya memiliki cukup kekuatan untuk mempengaruhi si empunya keputusan. Sehingga dispensasi khusus bisa diberikan.