Dua atau tiga tahun lalu ketika banyak orang tua menggerutu mata pelajaran sekolah anak-anaknya terlalu melampaui usianya, saya termasuk orang yang tidak terlalu percaya akan hal itu. Saat itu, saya beranggapan bahwa para orang tua terlalu berlebihan dan khawatir terhadap situasi pendidikan buah hatinya saja.
Namun, setahun belakangan saya merasakan sendiri bahwa yang diutarakan oleh para orang tua tersebut memang benar adanya.
Suatu ketika saat menemani anak saya mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) dari gurunya di Taman Kanak-kanak (TK), saya melihat sesuatu yang berbeda dibandingkan masa kecil saya dulu. Bahkan rasanya jauh sekali perbedaannya.
"Perasaan zaman saya masih TK dulu, gak gini-gini amat deh. Sekarang, bocah TK nol kecil seumuran 5 tahun saja sudah diberikan soal-soal seperti anak-anak kelas 1 atau 2 SD." Pekur saya dalam hati.
Jikalau orang tua dari para bocah TK ini kedua-duanya sibuk bekerja, saya membayangkan betapa susahnya bagi anak-anak itu untuk belajar dan mengasah dirinya. Mereka pasti membutuhkan pengarahan melebihi zaman kita. Sehingga keberadaan orang tua merupakan faktor yang sangat krusial. Khususnya untuk menopang pola belajar anak TK.
Di sisi lain, kesibukan bekerja para orang tua biasanya mereduksi minat mereka untuk menjadi teman belajar bagi putra-putrinya. Perasaan lelah, bad mood, betek, jenuh, dan lain sebagainya, mungkin menghadang. Sementara peran ini tetaplah harus dijalankan.
Oleh karena itu, lima kiat belajar berikut barangkali bisa Anda lakukan untuk membantu proses belajar si buah hati di rumah.
1. Atur Waktu Rutin Belajar Bersama Anak
Sesibuk apapun Anda, tetaplah sempatkan waktu untuk mengajari si buah hati. Saya pribadi menentukan waktu belajar bersama anak setelah Sholat Maghrib.
Selepas sholat berjamaah (sekalian mengenalkan mereka tentang Sholat), biasanya saya mengajari anak mengaji Iqra'. Dilanjutkan belajar mengeja alfabet dan bacaan-bacaan dasar. Setelah itu barulah kemudian mengerjakan PR.
Biasanya saya dan anak langsung melakukan itu semua di tempat kami sholat dan di atas sajadah. Tidak berpindah ke ruangan lain. Selain karena rumah kami memang berukuran mini, hal itu juga saya maksudkan untuk membangun kebiasaan belajar.