Listrik merupakan salah satu pengeluaran wajib yang masuk dalam daftar anggaran belanja rumah tangga. Jumlahnya bisa bervariasi. Akan tetapi, kurangnya perhatian terhadap penggunaan listrik bisa berdampak pada membengkaknya jumlah pengeluaran yang mesti dibayarkan setiap periodenya.
Dalam beberapa waktu belakangan ini sedang ramai pemberitaan perihal adanya pelanggan listrik yang mengeluh tagihan listriknya membengkak berlipat ganda dibandingnya nominal yang biasa mereka bayarkan. Usut punya usut ternyata hal itu disebabkan oleh adanya perbedaan pencatatan di meteran listrik dengan yang seharusnya.
Kasus serupa juga pernah terjadi sebelumnya, terutama pada para pelanggan listrik yang masih mempergunakan meteran lama atau listrik pasca bayar. Tagihan membengkak dipenghujung waktu tanpa disadari sebelumnya. Gegara denda tagihan listrik tiba-tiba kita harus membayar jauh lebih besar dari biasanya. Anggaran rumah tangga pun tergerus akibat harus menutupi biaya tagihan yang sangat besar jumlahnya.
Untuk kalangan rumah tangga sederhana dengan beberapa peralatan listrik seperti lampu, kulkas, AC, mesin cuci, rice cooker, dispenser, dan setrika baju umumnya pengeluaran listrik bulanannya bisa mencapai angka 400-an ribu rupiah atau lebih. Khususnya untuk golongan pengguna listrik 1300 VA.
Tapi sayangnya, tidak sedikit dari para pengguna listrik rumah tangga tersebut yang justru mengeluhkan bertambahnya nominal pembayaran sebatas melihat angka perbandingan pengeluaran bulan ini dan bulan sebelumnya tanpa melihat lebih rinci terkait peralatan listrik apa saja yang mereka pergunakan, durasi waktu penggunaannya berapa lama, nilai kenaikan tarif dasar listrik yang ada, dan seterusnya.
Diperlukan adanya pantauan yang lebih terukur untuk mengendalikan laju pemakaian listrik rumah tangga dari waktu ke waktu supaya anggaran belanja yang dialokasikan sebelumnya tidak sampai mengalami pembengkakan.
Implementasi Konsep PDCA
Konsumsi listrik bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikendalikan sama sekali. Justru seharusnya kita lebih bisa mengendalikan konsumsi pemakaian listrik tersebut seiring adanya acuan-acuan yang jelas seperti tarif dasar listrik yang telah ditentukan, jumlah peralatan listrik di rumah yang bisa didata, serta durasi waktu pemakaian yang bisa diperkirakan.
Kita bisa mengetahui berapa besar penggunaan listrik yang hendak kita pergunakan dalam beberapa waktu ke depan. Sehingga nominal uang untuk membayar tagihan listrik sudah bisa diperkirakan sejak jauh-jauh hari. Atau memungkinkan juga untuk melakukan penyesuaian penggunaan listrik berdasarkan nilai anggaran yang tersedia.
Dalam hal ini kita bisa mengadopsi konsep tata kelola yang bernama PDCA atau Plan, Do, Check, Action. Melalui konsep ini kita akan menjadi lebih rapi dalam menaksir anggapan pemakaian listrik, mengendalikan laju pemakaian agar sesuai anggaran yang ditentukan, serta mengambil langkah tindakan yang tepat jikalau terjadi ketidaksesuaian.
Tahap "Plan"
Pada tahap plan atau perencanaan, kita terlebih dahulu harus mengetahui gambaran dari situasi terkini terkait jumlah konsumsi listrik yang seharusnya kita bayarkan.
Hal ini dilakukan dengan menghitung besaran estimasi penggunaan daya pada masing-masing peralatan listrik yang ada, memperkirakan durasi waktu pemakaian harian, dan mengkalkulasi nilai pembayaran yang harus dikeluarkan.
Kita ambil contoh dari tabel tersebut dimana untuk beberapa peralatan listrik rumah tangga yang bertenaga listrik dengan beberapa kebutuhan daya yang ada serta durasi waktu pemakaian menghasilkan jumlah kWh tertentu dalam kurun waktu satu hari pemakaian. Dan selanjutnya untuk menaksir angka kebutuhan secara bulanan.
Apabila dalam praktiknya ternyata penggunaannya jauh lebih besar maka bisa jadi ada "penyimpangan" dalam waktu pemakaian dibanding perkiraan yang dibuat. Dengan catatan bahwa daya listrik yang dikalkulasi memang sudah sesuai.
Penyimpangan inilah yang nantinya perlu ditelusuri sehingga penggunaan energi listrik kembali wajar sebagaimana yang seharusnya. (Perihal data Ms. Excel untuk simulasi pemakaian listrik ini akan penulis bagikan link download berikut).
Tahap "Do"
Dalam hal ini kita sebagai pengguna cukup mulai mempergunakan peralatan listrik di rumah secara wajar sesuai kebutuhan. Tidak berupaya untuk diirit-iritkan sedangkan sebenarnya kita butuh, juga tidak diboros-boroskan padahal sebenarnya kita tidak membutuhkan penggunaan listrik untuk suatu peralatan tertentu.
Menjalankan gaya hidup yang baik dengan menggunakan listrik secara bertanggung jawab merupakan esensi penting dari hal ini. Jangan mentang-mentang kebutuhan listrik kita sedikit lantas kita menganggap remeh pemakaian listrik yang sebenarnya tidak diperlukan.
Mematikan lampu yang tidak diperlukan, mematikan televisi yang tidak ingin ditonton, cabut charger HP yang tidak terpakai, dan sebagainya merupakan contoh dari tindakan kita menghargai listrik.
Dengan demikian kita akan melihat sejauh mana gaya hidup yang kita jalani saat ini berdampak pada konsumsi listrik yang kita pergunakan. Apakah kita termasuk sebagai golongan yang wajar dalam menggunakan listrik atau sebaliknya kurang bertanggung jawab terhadap hal itu.
Tahap "Check"
Pemantauan secara berkala merupakan salah satu bagian terpenting dalam konsep PDCA mengingat hal ini untuk menilai sejauh mana perencanaan dan tindakan yang dilakukan berjalan. Apakah sudah sesuai rencana, atau justru melenceng jauh dari yang kita harapkan.
Dalam rangka melakukan pemeriksaan yang optimal kita membutuhkan alat bantu merupa meteran yang bisa menunjukkan angka penggunaan untuk setiap periode waktu tertentu. Sehingga kita bisa melihat berapa kWh yang terpakai dari satu periode ke periode selanjutnya.
Meteran listrik pra bayar mungkin akan sangat membantu prosesi ini karena kita bisa melihat sendiri sewaktu-sewatu besaran konsumsi kWh listrik di rumah kita.
Sedangkan untuk meteran listrik pasca bayar kita harus terlebih dulu mengontak call center untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
Namun, secara prinsip baik itu listrik pra bayar ataupun pasca bayar keduanya mengharuskan kita untuk peduli dengan nilai pemakaian listrik pada setiap periodenya. Yang mana dari sanalah kemudian kita akan bisa mengambil tindakan penanggulangan serta penyesuaian.
Tahap "Action"
Sebagai langkah yang menidaklanjuti tahapan sebelumnya, yaitu check, tahap action ini akan menjadi upaya kita dalam memastikan penggunaan listrik agar sesuai rencana di awal. Karena bagaimanapun juga besar kemungkinan akan selalu terjadi bias antara rencana dengan realisasi.
Action senantiasa mengupayakan eksekusi yang melenceng dari batasan yang ditentukan supaya kembali on the track. Meski mungkin kita tidak bisa merinci langsung peralatan mana yang berkontribusi terhadap pembengkakan pemakaian listrik di rumah kita masing-masing.
Kita hanya bisa mengetahuinya secara global apakah suatu pemakaian melonjak atau tidak. Sehingga kontrol pemakain terhadap keseluruhan peralatan yang ada menjadi suatu keharusan.
Mengetahui rincian kebutuhan listrik untuk setiap peralatan merupakan hal yang penting karena dengan begitu kita menjadi lebih bisa menilai peralatan mana yang memiliki andil besar terhadap pemakaian listrik rumah tangga.
Apabila kita tahu bahwa AC memerlukan daya sangat besar maka kita harus lebih bijak mengatur waktu penggunaan. Jangan sampai listrik terbuang percuma saat AC dibiarkan menyala sedangkan ruangannya tidak terpakai.
Biarpun begitu, kita tetap tidak bisa meremehkan penggunaan peralatan listrik berdaya kecil lain dengan semaunya, karena yang kecil-kecil tersebut jika bertumpuk dan terakumulasi maka lama-lama akan membumbung tinggi. Menjadikan pengeluaran rumah tangga semakin terbebani.
Terkadang bukan denda tagihan listrik yang menjadikan bengkaknya pembayaran listrik, melainkan kurang bijaksananya kita dalam memanfaatkan listrik agar sesuai dengan keperluan yang ada.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H