Sudah satu bulan berlalu selepas drama kasus polisi tembak polisi mengemuka di hadapan publik. Kasus yang awalnya dikabarkan sebagai peristiwa tembak menembak ternyata hanyalah bualan belaka. Sebuah sekenario busuk untuk mengelabuhi publik.
Namun kita patut bersyukur bahwa besarnya atensi masyarakat terhadap kasus ini menjadikan peristiwa penuh rekayasa tersebut akhirnya terbongkar. Meskipun menyisakan beberapa misteri tapi setidaknya status persangkaan publik telah dituntun ke arah yang benar.
Bahwa yang sebenarnya terjadi adalah peristiwa pembunuhan berencana yang diotaki langsung oleh sosok jenderal bintang 2. Sosok yang bagi keluarga korban Brigadir J tidak disangka-sangka sebelumnya. Irjen Ferdy Sambo (FS) dengan teganya mengeksekusi anak buahnya sendiri dalam sebuah skenario sadis.
Skenario yang awalnya mulus ternyata kini berubah seratus delapan puluh derajat. Sebagaimana yang diinginkan oleh pihak keluarga dan mungkin kita semua bahwa sang dalang pembunuhan akhirnya terkuat pasca berbelit-belitnya pengusutan kasus ini.
Hanya saja, satu pertanyaan besar masih menggelayut. Mengapa sosok yang dianggap oleh Brigadir J sebagai pribadi yang mengayomi ini justru dengan teganya menghabisi sang ajudan kesayangan? Apa gerangan yang sebenarnya terjadi di Magelang? Yang diakui oleh Irjen FS sebagai motif utama dibalik aksi keji ini.
Pihak pengacara keluarga Brigadir J bersikukuh bahwa pembunuhan ini adalah buntut dari ancaman lama yang diterima oleh Brigadir J dari "Skuad Lama". Akan tetapi, FS mengatakan bahwa motif ia membuat skenario pembunuhan ini sebenarnya lebih "sederhana". Ini "hanya" perkara melindungi martabat keluarga.
Dalam bahasa yang sedikit vulgar mungkin Brigadir J ini dituding telah memperkosa istri yang bersangkutan yaitu Putri Candrawati (PS) saat mereka sedang berada di Magelang. Kalau boleh bertanya, kira-kira sesuatu hal seperti apa yang menjadikan seorang laki-laki dan kepala keluarga begitu memuncak amarahnya saat mendengar tidak baik atas anggota keluarganya?
Kemungkinan pertama, anggota keluarganya dibunuh oleh seseorang. Kedua, sang putri diperkosa. Ketiga, sang istri dinodai orang lain.
Terlapas dari benar tidaknya pengakuan FS terhadap penyidik terkait motif dari tindak kriminal yang ia lakukan, kemungkinan bahwa tindak pelecehan yang dilakukan oleh Brigadir J mungkin saja terjadi.
Namun, sebagai seorang aparat penegak hukum dan seorang jenderal berbintang 2 tindakan pembunuhan yang direncanakan ini sangatlah tidak pantas untuk dilakukan. Benar kata sang ayah Brigadir J, pecat saja, lumpuhkan, atau penjarakan saja jikalau memang yang bersangkutan telah melakukan tindakan pelanggaran.