Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Presidensi G20, "Tipping Point" Wujudkan Visi Indonesia Maju Melalui Transformasi Digital dan Investasi Hijau

29 Juli 2022   10:37 Diperbarui: 29 Juli 2022   10:39 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia negara maju merupakan visi yang realistis diwujudkan| Ilustrasi gambar : kompas.com / Rawpixel

Dampak dari kebijakan tersebut mengakibatkan mobilitas publik terhambat, perputaran ekonomi melambat, dan aktivitas bisnis tersendat. Imbasnya, terjadi penurunan angka pendapatan per kapita Indonesia dari US$ 4.050 pada tahun 2019 menjadi hanya US$ 3.870 di tahun 2020[9].

Disatu sisi, pandemi memang menyulitkan. Tetapi disisi lain pandemi justru menjadi momen kebangkitan dari pemanfaatan ruang digital sebagai media pendorong pertumbuhan ekonomi yang baru. Memberikan solusi atas keterbatasan ruang dan waktu.

Pada tahun 2021 lalu ekonomi digital Indonesia berhasil meraup Rp 401 triliun nilai transaksi. Diproyeksikan pada tahun 2030 mendatang potensi ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.531 triliun[10].

Banyak perusahaan rintisan teknologi (startup) yang bermunculan dengan sebagian diantaranya bahkan berhasil menjadi korporasi raksasa seperti Gojek, Tokopedia, Traveloka, Bukalapak, dan lain sebagainya.

Para pelaku bisnis "lama" dari level UMKM hingga perusahaan besar berbondong-bondong mempergunakan ruang digital sebagai media untuk men-scale up lini usahanya.

Menilik perkembangan tersebut sepertinya pemberdayaan ruang digital masih akan berlanjut untuk waktu-waktu mendatang seiring arus ekonomi global yang memang mengarah pada transformasi ekonomi digital dan ekonomi terbarukan[11].

Perubahan Iklim dan Investasi Hijau

Alam telah menjadi sandaran hidup segenap warga Indonesia. Eksploitasi kekayaan alam menjadi cara kita bertahan. Menghasilkan energi, menjalankan ekonomi, menggalakkan industri, dan mengembangkan transportasi. Yang ternyata efek sampingnya baru kita sadari belakangan.

Ekonomi berkelanjutan adalah kunci untuk bertahan dan mencapai kemajuan | Ilustrasi gambar : tribunnews.com / Parapuan
Ekonomi berkelanjutan adalah kunci untuk bertahan dan mencapai kemajuan | Ilustrasi gambar : tribunnews.com / Parapuan

Indonesia menduduki urutan kelima negara penyumbang emisi karbon (CO2) terbesar dunia dengan prosentase 4.1% secara global[12]. Dengan tiga kontributor terbesarnya yaitu dari sektor industri (37%), transportasi (27%), dan energi (27%)[13].

Padahal CO2 merupakan penyabab utama gas rumah kaca yang berdampak buruk bagi bumi. Pemicu perubahan iklim yang mengakibatkan suhu bumi memanas, bencana kekeringan meningkat, permukaan air laut meninggi, dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun