Setiap bisnis harus menawarkan sesuatu yang berbeda kepada pelanggannya. Sesuatu yang menjadi alasan penting mengapa pelanggan harus melirik mereka, memilih mereka, dan merekomendasikan mereka kepada kolega ataupun kerabat agar memanfaatkan produk atau layanan serupa.
Disinilah pentingnya intangible asset atau aset tak berwujud bagi sebuah bisnis. Yang kelak akan menjadi keunikan tersendiri dari suatu bisnis sehingga mampu memberikan kesan yang melekat di benak para konsumen.
Jika pada artikel sebelumnya (baca : Agar Bisnis Tumbuh Berkelanjutan, 4 Jenis "Aset Tak Berwujud" Ini Wajib Diperhatikan) sudah diulas perihal beberapa jenis aset tak berwujud yang penting untuk menjadi perhatian sebuah bisnis, maka di sini saya akan menyampaikan beberapa alasan terkait pentingnya aset tak berwujud tersebut untuk dibangun sejak dini. Khususnya bagi usaha-usaha rintisan atau start up bisnis.
Mengapa start up bisnis? Karena intangible asset ini memerlukan waktu yang tidak sebentar dalam upaya pembentukannya. Tidak bisa diciptakan secara instan dan mencapaianya sedikit demi sedikit.
Berikut ini adalah 3 alasan terkait mengapa aset tak berwujud mesti dipersiapkan sedini mungkin sedari sejak suatu bisnis tersebut digagas oleh pemiliknya.
<< Menetapkan Jati Diri dan Identitas Sebuah Bisnis di Mata Konsumen
Apa yang membedakan kita dengan orang lain? Iya, betul. Identitas kita. Ada suatu kekhasan tersendiri yang menjadikan diri kita unik dan berbeda dengan orang lain di sekeliling kita.
Begitupun dengan sebuah bisnis. Perlu adanya nilai keunikan yang dimiliki agar supaya bisnis tersebut dipandang mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Sebuah bisnis kuliner harus menegaskan bahwa mereka adalah penyedia sajian makanan, minuman, ataupun yang sejenis dengan hal itu untuk dinikmati oleh para calon pelanggan.
Bahkan, untuk suatu usaha tertentu yang bergerak pada bidang yang sama dengan pemilik bisnis yang lain perlu menciptakan nilai pembeda. Sesama penyedia layanan traveling tetap memerlukan nilai pembeda dengan penyedia layanan sejenis lainnya. Harapannya tentu agar layanan kitalah yang nantinya diprioritaskan untuk dipilih.
Sebuah pertanyaan sederhana. Jika kamu hendak membeli kuliner bakso antara dua tempat jualan yang rasanya sama-sama nikmat, harganya pun tidak jauh berbeda, dan lokasinya sama-sama relatif mudah untuk didatangi. Bedanya, yang satu pelayanannya ramah dan bersahabat. Sedangkan yang lain pelayannya cenderung cuek dan masa bodoh. Mana yang kamu pilih?
Saya kira sebagian besar akan memilih bakso yang disertai pelayanan ramah serta bersahabat. Inilah salah satu aset tak berwujud yang turut memberikan pengaruh terhadap pembentukan identitas suatu bisnis di mata konsumen.
<< Membangun "Muscle Memory"
Perihal layanan yang bersahabat hanyalah salah satu dari sekian banyak aset tak berwujud yang berpotensi untuk dimiliki oleh suatu bisnis. Yang umumnya hal itu memerlukan waktu dalam mengasah dan membentuknya menjadi suatu identitas yang melekat pada entitas bisnis tertentu.
Perlu diketahui bahwa intangible asset ini bisa jadi melekat pada orang-orang yang berada dalam lingkungan suatu bisnis, misalnya pada diri pekerja. Sikap disiplin, pengetahuan akan pengelolaan bisnis, keterampilan, dan sejenisnya adalah aset berharga yang memiliki peranan penting dalam menunjang kemajuan perusahaan.
Namun hal itu perlu dibentuk, dibangun, dan dijadikan sebagai tumpuan untuk mengelola bisnis di masa yang akan datang. Dan untuk membentuknya perlu pembiasaan, pelatihan, dan pengulangan secara terus-menerus. Menjadikan sebuah interkoneksi yang tidak sembarang orang bisa menduplikasi hal tersebut secara instan.
Inilah yang disebut sebagai muscle memory, di mana untuk menciptakannya perlu disertai dengan upaya mendalam (deep practice), konsisten, dan dalam waktu lama. Sehingga ketika suatu bisnis baru dirintis maka itulah waktu yang paling tepat untuk mulai membangun interkoneksi muscle memory agar seiring berjalannya waktu hal itu akan turut berkontribusi dalam mengembangkan bisnis kedepannya.
<< Pijakan untuk Mengeksplorasi "Intangible Asset" yang Lain
Aset tidak berwujud sangat mungkin untuk dikembangkan lebih jauh dan lebih mendalam. Akan tetapi, sebelum bisa melakukan hal itu maka bisnis tersebut harus memiliki "aset-aset dasar"-nya terlebih dahulu.
Sebagai contoh, pengetahuan tentang teknologi sangat mungkin dieksplorasi lebih jauh menjadi pengetahuan tentang teknologi digital, metaverse, blockchain, dan sebagainya. Atau bisa juga menjurus pada upaya eksploitasi rekam data untuk mengembangkan potensi lain yang dimiliki oleh suatu jenis bisnis.
Intangible asset memungkinkan sebuah bisnis untuk bergerak dengan lebih dinamis seiring keluwesan yang dimilikinya. Hal ini tentunya sangat berguna untuk mempertahankan eksistensi bisnis di era disrupsi seperti sekarang ini.
Dan sebuah start up bisnis tentu dimaksudkan untuk berdiri dalam waktu yang lama mengikuti perubahan zaman. Yang artinya bahwa setiap bisnis rintisan perlu membekali serta memperkaya dirinya dengan beragam hal yang memungkinkannya untuk terus berkembang dari waktu ke waktu.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H