Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

3 Kiat Mengerek Kinerja Operasional Bisnis yang "Lambat Panas" Pasca Libur Lebaran

13 Mei 2022   16:11 Diperbarui: 17 Mei 2022   17:01 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja yang memulai kembali pasca liburan | Sumber gambar: iStockphoto/zamrznutitonovi

Adalah sebuah tantangan tersendiri bagi para pelaku bisnis untuk segera menyegerakan segenap anggota timnya supaya lekas mencapai top perform dalam menunaikan fungsi kerjanya masing-masing. Khususnya yang bergerak di lini operasional selaku pendukung utama kinerja bisnis perusahaan.

Tidak jarang masa-masa pasca libur lebaran dijadikan sebagai kambing hitam turunnya kinerja lini operasional. Padahal kalau ditilik lebih jauh hal itu sebenarnya tidak relevan. Karena bagaimanapun juga kinerja semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan bisnis haruslah selalu berada pada kondisi terbaiknya.

Konsumen hanya tahu kebutuhan mereka harus terpenuhi. Tidak peduli itu mau libur lebaran atau tidak. Tidak peduli apakah para pekerja yang bertugas di perusahaan produsen penyedia layanan sedang liburan atau tidak. Dan tidak sepatutnya pula hal itu dikeluhkan oleh segenap entitas penyedia layanan. 

Kecenderungan "lambat panas" menjalankan fungsi kerja perlu diantisipasi dan juga ditanggulangi supaya target-target yang dicanangkan bisa segera diraih.

Agar kinerja operasional bisnis terhindar dari kebiasaan "lambat panas" tersebut maka para stakeholder yang memiliki kewenangan tinggi disana perlu memperhatikan beberapa hal tertentu. Supaya ketika hari-H dimana rutinitas operasional dimulai akan menghindarkan bisnis dari ambruknya tingkat kinerja.

Berikut ini merupakan tiga kiat yang mungkin bisa diadopsi para pelaku bisnis supaya kinerja lini operasionalnya mampu memberikan potensi yang terbaik.

<>1- Menyiapkan Tim Lebih Awal dari Waktu Masuk Kerja Reguler

Sebagian pelaku usaha memberlakukan hari masuk kerja pasca libur lebaran di tanggal 9 Mei 2022 yang lalu. Sehingga dengan kata lain pada tanggal itulah seharusnya aktivitas kerja bisa kembali beroperasi seperti hari-hari sebelum libur lebaran tiba.

Akan tetapi fenomenanya justru hari kerja pertama kerakali dianggap sebagai saat untuk bersantai dahulu. Mengembalikan ritme pekerjaan terlebih dahulu setelah sekian waktu berlepas diri dari hingar bingar pekerjaan.

Padahal situasi semacam ini sebenarnya kurang bersahabat bagi bisnis. Para pengguna produk atau layanan bisa sewaktu-waktu menggunakan produk dari suatu jenis usaha tertentu tanpa memperdulikan waktu. Oleh karena itu tatkala hari kerja pertama pasca libur sudah ditetapkan, maka hari itu juga semua harus bergegas kembali seperti biasa.

Meskipun begitu, tidak bisa dipungkiri bahwa kecederungan untuk delay ini masih sangat mungkin terjadi. Sehingga diperlukan langkah-langkah antisipatif untuk melakukan "pemanasan sebelum waktunya". Seperti, menjadwalkan tim kerja untuk mulai beraktivitas satu hari sebelum jam kerja reguler yang ditetapkan.

Contohnya, jika hari kerja reguler adalah mulai tanggal 9 Mei 2022, maka sudah mulai ada tim yang disiagakan sebagai "perintis" pekerjaan sejak tanggal 8 atau 7 Mei atau selang satu dua hari sebelumnya.

Hal ini selain sebagai upaya pemanasan dari hari kerja yang "sebenarnya", juga berguna untuk mempersiapkan beberapa sumber daya penunjang yang memerlukan waktu selang beberapa lama sebelum benar-benar bisa dioperasikan.

<>2- Checklist Menyeluruh Sumber Daya Penunjang 

Bagi suatu bisnis keberadaan sumber daya merupakan sesuatu yang sangat penting yang harus dipastikan kesiap-sedianya setiap waktu. Umumnya sesuatu yang dibiarkan tidak beroperasi cukup lama maka perlu dilakukan pengecekan aspek-aspek fungsionalnya apakah masih berfungsi dengan baik atau mengalami gangguan.

Dan hal itu mesti dilakukan satu persatu pada setiap sumber daya yang ada. Khususnya yang berwujud peralatan yang memang memiliki kecenderungan untuk bermasalah dalam hal fungsi kerjanya.

Sehingga diperlukan pemeriksaan menyeluruh dengan bantuan checklist yang mampu mendeteksi bagian-bagian kritis suatu peralatan ataupun perlengkapan. Checklist ini sedianya bisa dipersiapkan sebelum liburan dan merupakan acuan rutin untuk melakukan preventive maintenance.

Pelaksanaan checklist yang optimal akan mengurangi potensi masalah sewaktu operasional bisnis segera digenjot untuk memasuki level kinerja optimalnya.

<>3- Memberikan Target Waktu "Kembali Normal Seperti Biasa"

Hari kerja pertama ditoleransi untuk santai sebenarnya adalah "aturan" tidak tertulis yang umumnya dimaklumi oleh kebanyakan orang yang berada dalam lingkungan pekerjaan.

Sayangnya, hal itu seringkali "menjalar" ke hari kedua, ketiga, hingga akhirnya minggu pertama. Kondisi ini tentunya akan sangat mengganggu pencapaian target kerja jika tidak disikapi secara tepat.

Diperlukan adanya deadline waktu bahwa situasi kerja operasional mesti sudah "pulih" total maksimal dua hari pasca masuk. Suasana liburan harus segera dinetralisir menjadi saatnya untuk bekerja kembali dan "menyadarkan" semua orang bahwa liburan telah usai.

***

Setiap fenomena yang terjadi dalam dunia bisnis memang beberapa kali terbukti memusingkan para pelaku bisnis yang harus menghadapi realitas bahwa ada kecenderungan-kecenderungan tertentu yang perlu disiasati supaya kinerja bisnis secara keseluruhan tidak terganggu tanpa harus menjadikan libur lebaran sebagai biang kerok kegagalan.

Selamat memulai kembali.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun