Ekspor memang penting sebagai salah satu sumber pemasukan negara. Terlebih di era pemulihan akibat pandemi ini. Tapi yang lebih penting lagi adalah kebutuhan masyarakat harus tetap tercukupi.
Karena begitu aneh rasanya tatkala kebutuhan yang hanya 5 juta ton itu tidak terpenuhi sementara ekspor yang 50 juta ton masih berjalan lancar. Bukankah itu sama artinya dengan "kemaruk". Mentang-mentang ekspor sedang mahal maka semua sumber daya dialokasikan kesana. Bisnis memang mencari keuntungan terbesar. Tapi tidak sebegitunya juga.
Mungkin Pak Jokowi ingin bilang ke mereka melalui pelarangan ekspor ini, "Kapokmu kapan?". Kalau Pak Jokowi sudah "gondok" (dongkol) maka ekspor minyak goreng pun langsung beliau gembok.
Semoga apa yang dilakukan oleh bapak presiden ini memang benar-benar dimaksudkan untuk menegur seluruh tim kerjanya berikut para pengusaha minyak goreng agar lebih peduli terhadap kepentingan bangsanya dulu. Bukan justru sebuah gimik yang sekadar bermain narasi tapi tidak ada tindakan eksekusi.
Salam hormat untuk Pak Jokowi.!
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H