Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Awal Mula Penciptaan Makhluk dalam Penjelasan Rasio Emas Fibonacci

5 April 2022   15:05 Diperbarui: 5 April 2022   15:13 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perlu kita tahu bahwa rasio emas ini memiliki nilai 1,618 yang diperoleh dari membagi besaran nilai hasil penjumlahan suatu bilangan. Bilangan inilah yang kemudian dikenal sebagai bilangan Fibonacci, diambil dari nama ilmuwan yang pertama kali mengemukakan deret bilangan unik tersebut.

Bilangan Fibonacci diperoleh dengan menjumlahkan dua bilangan sebelumnya untuk mendapatkan deret bilangan lanjutan. Bilangan ini dimulai dari 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan seterusnya.

Dimulai dari angka 0 dan 1 yang dijumlahkan menjadi 1. 0 + 1 = 1, 1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 2 + 3 = 5, 3 + 5 = 8, 5 + 8 = 13, begitu seterusnya bilangan Fibonacci ini didapatkan.

Rasio emas sendiri didapatkan dengan membagi suatu bilangan Fibonacci dengan bilangan Fibonacci lain dengan urutan tepat dibawahnya. Misalnya membagi bilangan 13 dengan 8 yang menghasilkan angka 1,625. Bukankah rasio emas itu adalah 1,618?  

Benar, dan kita akan mendapatkan angka tersebut ketika menghitungnya pada deret bilangan yang semakin besar. Mulai pada bilangan Fibonacci 89 keatas, rasio emas ini akan lebih stabil kita dapatkan dari perhitungan. Silahkan dicoba.

Namun, terlepas dari "peran" menghasilkan rasio emas ternyata Bilangan Fibonacci ini juga memiliki fungsi yang luar biasa untuk menjelaskan awal mula penciptaan. Khususnya dari sudut pandang Islam.

Rahasia Angka 0 dan 1

Masih ingat Bilangan Fibonacci dimulai dari angka berapa? 0 dan 1. Angka nol adalah simbol ketiadaan. Dan alam raya ini pada mulanya adalah tidak ada. Nihil. Kosong. Sementara hanya ada 1 entitas yang merupakan awal dari segalanya. Dzat yang wajibil wujud, yang keberadaannya mendahului yang lain. Yang berdiri dengan Dzat-Nya sendiri atau qiyamuhu binafsihi. Dzat yang Maha Esa.

Ketika Dzat yang merupakan entitas awal (angka 1) itu memberikan "sentuhan" kepada ketiadaan, yaitu angka 0, maka hal itu ibarat menjumlahkan angka 0 dan angka 1 sehingga menjadi angka 1 yang lain. Angka 1 yang dihasilkan ini kemudian mendapatkan "sentuhan" dari 1 yang awal sehingga didapatkan angka 2.

Akumulasi itu terus berlanjut dengan menghasilkan bilangan 2, 3, 5, 8, 13, dan seterusnya sampai tak terhingga. Kalau diibaratkan, alam raya ini bertumbuh setelah Allah SWT memberikan ciptaan awalnya untuk kemudian bertumbuh kembang menjadi kehidupan yang ada sekarang ini.

Nur Muhammad mungkin adalah angka 1 yang terlahir dari penjumlahan 0 dan 1 dalam Bilangan Fibonacci. Demikian juga mungkin Big Bang merupakan angka 1 yang muncul dari sentuhan Dzat yang Maha Ada terhadap suatu ketiadaan hingga munculah alam raya ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun