Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Awal Mula Penciptaan Makhluk dalam Penjelasan Rasio Emas Fibonacci

5 April 2022   15:05 Diperbarui: 5 April 2022   15:13 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bentuk spiral pada cangkang kerang tersusun oleh rasio emas Bilangan Fibonacci | Sumber gambar: pixabay

"Dan apakah orang-orang dzalim itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu dulunya adalah padu. Dan kemudian Kami memisahkannya dengan kekuatan." { Q.S. Al-Anbiya : 30 }

Awal mula penciptaan alam semesta memang masih terus menjadi sebuah misteri besar hingga detik ini. Meskipun sudah ada beberapa teori populer yang silih berganti dikemukakan, hal itu tidak bisa menutupi kenyataan bahwa awal mula penciptaan alam semesta ini, awal mula keberadaan manusia, dan awal mula keberadaan seluruh makhluk di segenap penjuru langit dan bumi masihlah merupakan rahasia yang tertutup oleh tabir.

Kajian sains mengungkapkan bahwa Big Bang merupakan awal mula dari dimulainya keberadaan semesta ini. Bahkan ungkapan yang disampaikan oleh Sang Pencipta di salah satu ayat Al-Qur'an (Al-Anbiya : 30) memang dimaksudkan untuk menyampaikan hal itu. Wallahua'lam.

Jika menilik literatur Islam yang lain, yaitu dalam kitab Daqoiqul Akbar (Nur Muhammad), diberikan penjelasan tentang sesuatu yang pertama kali diciptakan oleh Allah SWT sebagai cikal bakal dari alam raya ini berikut segala isinya. Termasuk halnya dengan manusia.

Entitas pertama yang Allah SWT ciptakan menurut kitab tersebut diberi nama "Nur Muhammad". Kita mungkin mengenal bahwa Nabi Adam Alaihisalam merupakan manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Akan tetapi, sejatinya Baginda Nabi Muhammad SAW-lah "sosok" pertama yang diciptakan oleh-Nya.

Nabi Adam "hanya" turunan yang tercipta dari nur tersebut. Bahkan para malaikat, surga, neraka, langit bumi, manusia, dan segenap makhluk di alam raya ini merupakan "tetesan keringat" dari nur yang mulia tersebut.

Fibonacci Penciptaan

Barangkali kita pernah mendengar tentang istilah rasio emas. Yaitu sebuah perbandingan unik yang terdapat di sebagian anatomi kehidupan, baik itu tubuh manusia, hewan, dan lain sebagainya.

Bahkan para arsitek besar dari zaman dulu senantiasa mengadopsi rasio emas ini untuk menciptakan mahakarya mereka yang membuat para penikmatnya terpukau dengan kemegahannya.

Kita bisa melihat rasio emas itu dalam perbandingan anatomi wajah kita, didalam bentuk dedaunan, didalam bentuk tubuh binatang. Dan pada karya-karya seniman besar masa lalu seperti kuil di Athena dan lain sebagainya.

Perlu kita tahu bahwa rasio emas ini memiliki nilai 1,618 yang diperoleh dari membagi besaran nilai hasil penjumlahan suatu bilangan. Bilangan inilah yang kemudian dikenal sebagai bilangan Fibonacci, diambil dari nama ilmuwan yang pertama kali mengemukakan deret bilangan unik tersebut.

Bilangan Fibonacci diperoleh dengan menjumlahkan dua bilangan sebelumnya untuk mendapatkan deret bilangan lanjutan. Bilangan ini dimulai dari 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, dan seterusnya.

Dimulai dari angka 0 dan 1 yang dijumlahkan menjadi 1. 0 + 1 = 1, 1 + 1 = 2, 1 + 2 = 3, 2 + 3 = 5, 3 + 5 = 8, 5 + 8 = 13, begitu seterusnya bilangan Fibonacci ini didapatkan.

Rasio emas sendiri didapatkan dengan membagi suatu bilangan Fibonacci dengan bilangan Fibonacci lain dengan urutan tepat dibawahnya. Misalnya membagi bilangan 13 dengan 8 yang menghasilkan angka 1,625. Bukankah rasio emas itu adalah 1,618?  

Benar, dan kita akan mendapatkan angka tersebut ketika menghitungnya pada deret bilangan yang semakin besar. Mulai pada bilangan Fibonacci 89 keatas, rasio emas ini akan lebih stabil kita dapatkan dari perhitungan. Silahkan dicoba.

Namun, terlepas dari "peran" menghasilkan rasio emas ternyata Bilangan Fibonacci ini juga memiliki fungsi yang luar biasa untuk menjelaskan awal mula penciptaan. Khususnya dari sudut pandang Islam.

Rahasia Angka 0 dan 1

Masih ingat Bilangan Fibonacci dimulai dari angka berapa? 0 dan 1. Angka nol adalah simbol ketiadaan. Dan alam raya ini pada mulanya adalah tidak ada. Nihil. Kosong. Sementara hanya ada 1 entitas yang merupakan awal dari segalanya. Dzat yang wajibil wujud, yang keberadaannya mendahului yang lain. Yang berdiri dengan Dzat-Nya sendiri atau qiyamuhu binafsihi. Dzat yang Maha Esa.

Ketika Dzat yang merupakan entitas awal (angka 1) itu memberikan "sentuhan" kepada ketiadaan, yaitu angka 0, maka hal itu ibarat menjumlahkan angka 0 dan angka 1 sehingga menjadi angka 1 yang lain. Angka 1 yang dihasilkan ini kemudian mendapatkan "sentuhan" dari 1 yang awal sehingga didapatkan angka 2.

Akumulasi itu terus berlanjut dengan menghasilkan bilangan 2, 3, 5, 8, 13, dan seterusnya sampai tak terhingga. Kalau diibaratkan, alam raya ini bertumbuh setelah Allah SWT memberikan ciptaan awalnya untuk kemudian bertumbuh kembang menjadi kehidupan yang ada sekarang ini.

Nur Muhammad mungkin adalah angka 1 yang terlahir dari penjumlahan 0 dan 1 dalam Bilangan Fibonacci. Demikian juga mungkin Big Bang merupakan angka 1 yang muncul dari sentuhan Dzat yang Maha Ada terhadap suatu ketiadaan hingga munculah alam raya ini.

Kita dan segenap alam raya ini pada hakikatnya hanyalah angka nol yang tidak memiliki arti apa-apa. Kita menjadi memiliki makna hanya karena Allah SWT "berkenan" memberikan tidak lebih dari secuil inti atom kekuasaan-Nya kepada kita sebagai makhluk-Nya.

Karena bagai Allah SWT semuanya sangatlah mudah. Cukup bagi-Nya berkata,"Jadilah!". Maka Terjadilah.

Kun Fayakun!

  

Salam hangat,

Agil S Habib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun