Dengan demikian forecasting tidak melulu harus fokus dengan situasi eksternal saja, melainkan juga kondisi internal seperti pengembangan produk, projek reduksi biaya, dan lain sebagainya. Apabila tidak terjadi keselarasan dalam hal ini maka aspek manajemen persediaan akan berpotensi menjadi tumbal yang dikorbankan. Pada akhirnya kita hanya bisa melakukan upaya untuk bersih-atau atau menata ulang manajemen persediaan.
Lantas mengapa kita tidak berupaya untuk melakukan perbaikan terus-menerus terhadap aktivitas forecasting kita sehingga seiring waktu akurasinya menjadi semakin baik?
Salam hangat,
Ash
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H