Semua pernyataan tersebut masih perlu dibuktikan bahwa apa yang disangkakan tentang Taliban laskar akhir zaman memang benar adanya.
Alasan kedua mengapa pernyataan tentang Taliban pasukan akhir zaman perlu diperdebatkan adalah melihat dari kualitas hadits yang menyinggung tentang pasukan panji hitam tersebut.Â
Menukil dari bincangsyariah.com yang memeriksa status hadits panji hitam yang diriwayatkan dalam Musnad Al Bazzar adalah berkualitas lemah. Hal itu disebabkan oleh adanya dua perawi yang perlu dicurigai, yaitu Ibrahim bin Yazid bin Qais dan al Hakam bin Utbah.Â
Sosok pertama dinarasikan sering meriwayatkan hadits mursal (terputusnya sanad sehingga hadits menjadi dhaif), sedangkan sosok kedua sering melakukan praktik tadlis (mengaburkan riwayat/sumber agar terlihat sahih).
Menjadikan hadits dhaif sebagai landasan tentunya bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Apalagi ketika hal itu sampai menjadi landasan pembenaran pandangan hukum.Â
Mengatasnamakan perkataan rasullullah sementara hal itu masih tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya alias dhaif atau lemah seharusnya dihindari oleh segenap kaum muslim.
Oleh sebagian ulama hadits dhaif ini hanya "diizinkan" dalam rangka mendukung keutamaan menjalankan suatu amal ibadah yang disyariatkan semisal dzikir, puasa, ataupun sholat. Tujuannya adalah agar seseorang yang beribadah mengharapkan keutamaan sebuah amal serta menjauhi perbuatan-perbuatan buruk. Meskipun bagi sebagian ulama yang lain setiap hadits dhaif ini sebaiknya dihindari.
Dengan demikian, adanya penilaian bahwa hadits panji hitam tergolong sebagai hadits yang dhaif maka kita perlu menelaah ulang anggapan bahwa Taliban merupakan laskar akhir zaman. Dalam hal ini lebih baik kita fokus memperbaiki amal ibadah masing-masing tanpa perlu terobsesi pada hal-hal yang barangkali berada diluar jangkauan kita saat ini.
Mendengarkan ceramah tentang akhir zaman seharusnya membuat kita lebih evaluatif terhadap diri sendiri. Mempertanyakan apakah sejauh ini amal ibadah kita sudah lebih dari cukup untuk bersua dengan-Nya kelak. Bukan malah semakin terpacu untuk ikut berperang atau mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.Â
Salam hangat,
Ash