Taliban mengejutkan Amerika dan juga dunia. Afganistan berhasil kembali mereka kuasai. Istana negara berhasil mereka duduki hingga memaksa presiden berkuasa, Ashraf Ghani, melarikan diri keluar negeri.Â
Terlepas keberhasilan Taliban merebut kembali tampuk kekuasaan tersebut adalah berkat ditariknya pasukan oleh negeri Paman Sam, tidak bisa dipungkiri bahwa perjuangan panjang organisasi yang pernah menaungi Osamah bin Laden itu pun akhirnya menemukan muaranya.
Hanya saja keberhasilan Taliban itu sepertinya disambut dengan dua sisi pandangan yang berbeda. Ada yang ketakutan bahwa cara-cara lama akan diterapkan kembali dimana hak-hak kaum perempuan akan diabaikan serta beberapa jenis ketakutan yang lain. Hal itu tercermin dari membludaknya calon penumpang pesawat di bandara  Kabul beberapa saat setelah penaklukan Taliban.
Sementara itu, disisi lain ada juga yang memandang "positif" kemenangan Taliban ini. Mereka bahkan memandang kemenangan Taliban ini sebagai cikal bakal pasukan Imam Mahdi sang penyelamat akhir zaman. Hal itu diutarakan oleh beberapa orang ustadz tanah air seperti Ustadz Rahmat Baequni dan juga Ustadz Zulkifli.
Keduanya bersepakat menukil salah satu hadits nabi yang mengatakan bahwa akan tiba suatu masa kemunculan pasukan akhir zaman yang membawa panji berwarna hitam. Pasukan inilah yang kelak akan menjadi bala tentara dari Imam Mahdi yang dinanti-nantikan itu.
Beliau berdua percaya bahwa apa yang disampaikan oleh baginda nabi terepresentasikan pada pasukan Taliban ini. Meskipun sebenarnya hal itu juga masih perlu diperdebatkan. Mengapa perlu diperdebatkan?
Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Zulkifli dalam salah satu ceramahnya bahwa pasukan panji hitam itu berasal dari negeri Khurasan, memiliki hati seperti gunung, dan memiliki akhlak seperti akhlak sahabat.Â
Namun siapa yang tahu isi hati orang lain? Disaat laskar Taliban oleh sebagian orang diklaim demikian tapi nyatanya ada yang menyebutkan bahwa pemerintahan Taliban di masa lalu dibenci oleh sebagian rakyatnya. Bahkan beberapa waktu lalu seorang jurnalis asal Afganistan melarikan diri ke Indonesia gegara takut dibunuh oleh Taliban.
Taliban tinggal di Afganistan. Dan disana ada sebuah kawasan yang bernama Khurasan. Barangkali itulah yang menjadi landasan dari Ustadz Zulkifli untuk mendukung pernyataan bahwa Taliban merupakan laskar akhir zaman.Â
Namun, apakah kesamaan letak itu sudah turut memberikan informasi bahwa orang-orang Taliban juga memiliki akhlak layaknya para sahabat nabi? Sahabat yang mana?
Semua pernyataan tersebut masih perlu dibuktikan bahwa apa yang disangkakan tentang Taliban laskar akhir zaman memang benar adanya.
Alasan kedua mengapa pernyataan tentang Taliban pasukan akhir zaman perlu diperdebatkan adalah melihat dari kualitas hadits yang menyinggung tentang pasukan panji hitam tersebut.Â
Menukil dari bincangsyariah.com yang memeriksa status hadits panji hitam yang diriwayatkan dalam Musnad Al Bazzar adalah berkualitas lemah. Hal itu disebabkan oleh adanya dua perawi yang perlu dicurigai, yaitu Ibrahim bin Yazid bin Qais dan al Hakam bin Utbah.Â
Sosok pertama dinarasikan sering meriwayatkan hadits mursal (terputusnya sanad sehingga hadits menjadi dhaif), sedangkan sosok kedua sering melakukan praktik tadlis (mengaburkan riwayat/sumber agar terlihat sahih).
Menjadikan hadits dhaif sebagai landasan tentunya bukanlah sesuatu yang dibenarkan. Apalagi ketika hal itu sampai menjadi landasan pembenaran pandangan hukum.Â
Mengatasnamakan perkataan rasullullah sementara hal itu masih tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya alias dhaif atau lemah seharusnya dihindari oleh segenap kaum muslim.
Oleh sebagian ulama hadits dhaif ini hanya "diizinkan" dalam rangka mendukung keutamaan menjalankan suatu amal ibadah yang disyariatkan semisal dzikir, puasa, ataupun sholat. Tujuannya adalah agar seseorang yang beribadah mengharapkan keutamaan sebuah amal serta menjauhi perbuatan-perbuatan buruk. Meskipun bagi sebagian ulama yang lain setiap hadits dhaif ini sebaiknya dihindari.
Dengan demikian, adanya penilaian bahwa hadits panji hitam tergolong sebagai hadits yang dhaif maka kita perlu menelaah ulang anggapan bahwa Taliban merupakan laskar akhir zaman. Dalam hal ini lebih baik kita fokus memperbaiki amal ibadah masing-masing tanpa perlu terobsesi pada hal-hal yang barangkali berada diluar jangkauan kita saat ini.
Mendengarkan ceramah tentang akhir zaman seharusnya membuat kita lebih evaluatif terhadap diri sendiri. Mempertanyakan apakah sejauh ini amal ibadah kita sudah lebih dari cukup untuk bersua dengan-Nya kelak. Bukan malah semakin terpacu untuk ikut berperang atau mendiskreditkan pihak-pihak tertentu.Â
Salam hangat,
Ash
Refferensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H