Selain itu, membawa wadah sendiri juga menjadi sebuah "deklarasi" bahwa kita hanya akan belanja dalam kapasitas tertentu saja sesuai wadah yang dibawa. Tidak lebih.Â
Dengan demikian aktivitas belanja barang dan bahan yang tidak perlu lebih mungkin dihindari.
Daur ulang sampah organik dan non organik
Akan selalu ada kemungkinan bahwa apa yang kita konsumsi akan meninggalkan jejak sisa. Mungkin itu sebatas sisa tulang ikan atau beberapa butir sisa nasi dan lauk pauk yang sepertinya tidak akan bisa kita nikmati lagi pada lain waktu dan akan menjadi sampah yang mau tidak mau harus dibuang.
Sampah-sampah yang sifatnya organik sebenarnya masih mungkin untuk diolah sedemikian rupa sehingga tidak perlu sampai dibuang dan memenuhi tempat sampah karena potensinya untuk dijadikan bahan pupuk ataupun hasil olahan lain yang berdaya guna.
Sehingga, seseorang yang menerapkan gaya hidup zero waste dituntut untuk memiliki kreativitas lebih dalam hal mengolah sampai menjadi sesuatu yang berguna. Termasuk halnya memberdayakan sampah dari barang-barang yang sifatnya non organik.Â
Sampah-sampah kemasan yang barangkali perlu dikelola menjadi barang baru yang bermanfaat seperti botol bekas untuk dijadikan vas bunga, kemasan plastik untuk produk kerajinan tangan, dan lain sebagainya.
Kreativitas seseorang akan benar-benar diasah tergantung dengan jenis "calon" sampah yang dihasilkan.Â
Semakin kreatif mengelola barang dan bahan sisa maka kemungkinannya jumlah sampah yang benar-benar tak terpakai akan semakin sedikit.
Sudah siap menerapkan gaya hidup zero waste?
Salam hangat,