Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menekan Laju Produksi Sampah hingga 1000 Kali Lipat dengan Implementasi Prinsip Lean dan Zero Waste

23 Agustus 2021   15:41 Diperbarui: 24 Agustus 2021   10:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi zero wate | Sumber: Shutterstock via lifestyle.kompas.com

Pernah mendengar gaya hidup zero waste? Mungkin terdengar awam bagi sebagian orang. Padahal gaya hidup semacam ini sangatlah berperan penting dalam kehidupan kita pada masa seperti sekarang ketika kepedulian terhadap lingkungan begitu dinantikan.

Di berbagai negara maju, produk-produk yang diciptakan dengan prinsip ramah lingkungan berpotensi untuk lebih digandrungi oleh banyak orang ketimbang yang menerapkan cara-cara lama yang mengandung banyak efek negatif.

Kita bisa melihat betapa pesatnya kemajuan produsen mobil Tesla seiring teknologi mobil listrik buatannya yang dianggap lebih ramah lingkungan karena tidak mempergunakan bahan bakar fosil. 

Bahkan ada banyak kesepakatan bisnis yang mendasarkan perjanjian pada aspek ramah lingkungan sebagai dasar pijakan. 

Contohnya produk minyak sawit Indonesia yang pernah "ditolak" Uni Eropa gegara penilaian tidak ramah lingkungan.

Standarisasi mengenai manajemen mutu bisa dibilang sebagai "materi lama" yang berstatus biasa-biasa saja. Sementara aspek manajemen lingkungan kini semakin diperhatikan untuk menunjukkan kepedulian terhadap alam dan kondisi sekitar.

Prinsip "Lean" dan Reduksi Sampah

Konsep "lean" memberikan rule yang jelas mengenai urgensi menghindari hal-hal yang tidak produktif serta menimbulkan efek kurang baik bagi lingkungan. 

Dalam dunia industri, konsep ini sudah umum dianut dalam rangka mencapai produktivitas yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Hal-hal seperti unnecessary process, inventory, over production, waiting, dan lain-lain atau yang lebih dikenal sebagai waste merupakan fokus tindakan yang perlu dikendalikan, diminimalkan, atau bahkan dihilangkan. 

Seiring dengan termajinalkannya beberapa hal tadi maka dengan sendirinya produktivitas kerja akan meningkat.

Konsep lean ini sebenarnya juga bisa diadopsi untuk mengelola cara hidup seseorang dalam kesehariannya. Dan implementasi dari hal itu di antaranya adalah dengan gaya hidup zero waste ini yang memungkinkan seseorang menjalani kehidupannya dengan lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Gaya hidup zero waste memungkinkan seseorang untuk mereduksi produksi sampah perseorangan hingga ribuan kali lipat. 

Konon kabarnya setiap orang itu bisa memproduksi sampah mencapai 1 kg per harinya. 

Jika 1 tahun kita anggap 360 hari, maka bisa dikatakan bahwa setiap orang akan memproduksi 360 kg sampah setiap tahunnya. 

Jika satu keluarga terdiri atas 3 orang, itu artinya setiap rumah tanggal bisa memproduksi setidaknya 1 ton sampah per tahun!

Dengan menerapkan gaya hidup zero waste ini jumlah produksi sampah perseorangan bisa sejumlah 1 kg saja untuk 3 orang dalam 1 tahun. 1 kg berbanding 1 ton dalam setahun. Itu artinya sekitar 1000 kali lipat. 

Gaya hidup zero waste memungkinkan kita untuk menekan laju produksi sampah hingga 1000 kali lebih sedikit daripada yang kita hasilkan sebelumnya.

Penerapan gaya Hidup Zero Waste

Mengutip dari kanal youtube DW Indonesia, gaya hidup zero waste sebenarnya bukanlah sesuatu yang benar-benar asing dilakukan. Sebagian orang sudah mulai menerapkannya dalam kehidupannya sehari-hari.

Untuk memulai implementasi gaya hidup zero waste sebenarnya tidaklah terlalu rumit. Kita hanya perlu melakukan sedikit penyesuaian saja dari gaya hidup lama yang mungkin banyak mengandung "kesia-siaan" menjadi gaya hidup baru yang lebih bermanfaat.

Kita bisa memulainya dari sesuatu yang sangat dasar dalam kehidupan pribadi seseorang, yaitu menyangkut pemenuhan kebutuhan makan. 

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa kita tiru dalam rangka menerapkan gaya hidup tersebut.

Belanja di toko curah

Bagi yang senang berbelanja bahan kemasan sepertinya harus mulai mengikuti cara ini apabila ingin menerapkan gaya hidup zero waste. 

Toko curah memungkinkan seseorang untuk berbelanja barang-barang dalam jumlah yang benar-benar dibutuhkan saja. 

Jika yang dibutuhkan hanya sekitar 3 bungkus mie instan, maka tidak perlu kiranya membeli dalam jumlah satu kardus besar atau sejenisnya.

Hal ini sedikit banyak akan berkontribusi terhadap kemungkinan dibuangnya sisa bahan makanan yang tidak terpakai. 

Entah itu karena terlalu lama disimpan atau karena bosan untuk menyantapnya di kemudian hari sehingga memenuhi ruang penyimpanan.

Menyiapkan wadah sendiri

Mungkin sekarang ini kita sudah tidak asing saat beberapa kasir supermarket mengatakan bahwa mereka tidak menyediakan kantong plastik lagi. 

Tujuan utamanya sebenarnya adalah untuk "memaksa" para pembeli agar membawa wadah atau bungkus belanjaannya sendiri, sehingga jumlah sampah bisa diminimalisir.

Selain itu, membawa wadah sendiri juga menjadi sebuah "deklarasi" bahwa kita hanya akan belanja dalam kapasitas tertentu saja sesuai wadah yang dibawa. Tidak lebih. 

Dengan demikian aktivitas belanja barang dan bahan yang tidak perlu lebih mungkin dihindari.

Daur ulang sampah organik dan non organik

Akan selalu ada kemungkinan bahwa apa yang kita konsumsi akan meninggalkan jejak sisa. Mungkin itu sebatas sisa tulang ikan atau beberapa butir sisa nasi dan lauk pauk yang sepertinya tidak akan bisa kita nikmati lagi pada lain waktu dan akan menjadi sampah yang mau tidak mau harus dibuang.

Sampah-sampah yang sifatnya organik sebenarnya masih mungkin untuk diolah sedemikian rupa sehingga tidak perlu sampai dibuang dan memenuhi tempat sampah karena potensinya untuk dijadikan bahan pupuk ataupun hasil olahan lain yang berdaya guna.

Sehingga, seseorang yang menerapkan gaya hidup zero waste dituntut untuk memiliki kreativitas lebih dalam hal mengolah sampai menjadi sesuatu yang berguna. Termasuk halnya memberdayakan sampah dari barang-barang yang sifatnya non organik. 

Sampah-sampah kemasan yang barangkali perlu dikelola menjadi barang baru yang bermanfaat seperti botol bekas untuk dijadikan vas bunga, kemasan plastik untuk produk kerajinan tangan, dan lain sebagainya.

Kreativitas seseorang akan benar-benar diasah tergantung dengan jenis "calon" sampah yang dihasilkan. 

Semakin kreatif mengelola barang dan bahan sisa maka kemungkinannya jumlah sampah yang benar-benar tak terpakai akan semakin sedikit.

Sudah siap menerapkan gaya hidup zero waste?

Salam hangat,

Ash

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun