Membicarakan sosok La Pulga memang tidak pernah ada habisnya. Meskipun kini sang bintang Lionel Messi telah berhasil meraih gelar bergengsi untuk negaranya, Argentina, selalu saja ada cerita menarik yang mengiringi perjalanan dari si nomor sepuluh ini. Dan yang terkini adalah perihal peluang besarnya untuk mendapatkan kembali gelar sebagai pemain terbaik dunia pada ajang penghargaan Ballon D'Or 2021.
Messi memang mendapatkan tantangan serius dari beberapa pemain bintang lain seperti Jorginho yang membawa timnas Italia berjaya di EURO 2020 serta membawa klubnya, Chelsea, menjuarai Liga Champion beberapa waktu sebelumnya. Kalau bisa dibilang prestasi Jorginho di level klub dan timnas memang lebih baik daripada Lionel Messi.
Belum lagi rekan duet Jorginho di Chelsea, N'Golo Kante, yang memang sudah digandang-gadang sebelumnya sebagai kandidat kuat peraih Ballon D'Or 2021 berkat permainan cemerlangnya sepanjang musim lalu. Biarpun timnas Prancis kurang beruntung di pagelaran EURO 2020 kemarin, sosok Kante masih tergolong mampu menampilkan permainan yang bagus.
Selain kedua bintang Chelsea tersebut nama-nama beken lain masih tetap masuk bursa unggulan sebagai pesaing kuat Messi memenangkan penghargaan Ballon D'Or tahun ini.Â
Cristiano Ronaldo meskipun tidak mampu mengangkat prestasi klubnya, Juventus, serta timnas Portugal nyata-nyata masih bisa menjadi pencetak gol terbanyak di gelaran EURO 2020 lalu.
 Padahal Portugal tidak sampai menjadi finalis. Bayangkan seandainya Portugal mampu melaju lebih jauh, barangkali pundi-pundi gol CR7 akan terus bertambah.
Jangan lupakan juga Harry Kane, kapten timnas Inggris ini juga cukup berhasil mempertontonkan permainan konsisten sepanjang musim lalu. Termasuk mengomandoi Inggris melaju ke partai puncak EURO 2020 meski pada akhirnya takluk dari Italia.
Satu sosok yang kini bisa dibilang sudah menapaki level Lionel Messi adalah Robert Lewandowski. Musim lalu, jikalau penghargaan Ballon D'Or tidak ditiadakan barangkali bomber Bayern Munich ini akan menjadi yang terbaik.Â
Musim inipun Lewandowski masih tergolong konsisten menampilkan performa apiknya. Barangkali "cacat" terbesarnya adalah tidak mampu berbuat banyak untuk negaranya, Polandia, untuk berprestasi tinggi di EURO 2020 lalu.
Setiap pemain yang diunggulkan memenangi Ballon D'Or tahun ini memang menunjukkan sisi keunggulannya masing-masing yang mana hal itu mungkin menjadikan mereka cukup pantas diganjar dengan penghargaan bergengsi tersebut.
Tapi bagaimanapun juga raihan Lionel Messi bersama timnas Argentina baik secara tim maupun individu sepertinya memang membuat para pesaingnya keder. Messi terlihat begitu jauh didepan para pemain lain untuk memenangkan Ballon D'Or-nya yang ke-7.
Bukan Karena Prestasi di Copa America
Bagi para penikmat bola khususnya pecinta La Pulga penghargaan Ballon D'Or ke-7 memang sangat pantas untuk didapatkan melihat gelimang prestasi yang ia raih sepanjang tahun 2021 ini.Â
Namun saya justru menilai kelayakan seorang Lionel Messi memenangi Ballon D'Or ke-7 bukanlah karena prestasi yang ia capai bersama negaranya. Lionel Messi layak menjadi yang terbaik lagi justru karena sikapnya yang pantang menyerah meski sebelumnya telah mengalami kegagalan di empat partai final kejuaraan mayor bersama Argentina.
Publik tentu masih ingat betapa terpukulnya Lionel Messi setelah kegagalan di final Copa America 2016 lalu, yang mana ia sampai memutuskan untuk gantung sepatu sebagai tanda menyerah atas kegagalan demi kegagalan yang ia dapatkan bersama negaranya.Â
Label sebagai pemain yang hanya mampu berprestasi di level klub saja tapi memble di timnas tentu teramat sangat menyakitkan untuk pemain sekaliber dirinya.
Di Barcelona Messi bisa memberikan segalanya. Sementara di Argentina ia bukanlah siapa-siapa. Memenangi gelar sebagai pemain terbaik berulang kali masih tetap membuat sebagian orang ragu atas kapasitas yang ia miliki sebagai Great Of All Time (GOAT). Messi masih tidak ada seujung kuku Maradona. Messi hanyalah nama besar yang tidak memiliki barisan prestasi mentereng untuk negaranya.
Berulang kali kesempatan itu datang. 2007, 2015, 2016 (Copa America) dan 2014 (Piala Dunia), tapi sebanyak itu pula Messi harus meneteskan air mata kekalahan karena Argentina terus-menerus menjadi pecundang di level regional Amerika Latin dan juga dunia. Padahal prestasi Messi bersama FC Barcelona terbilang konsisten di level tinggi setiap tahunnya.
Bagi mereka yang memuja La Pula mungkin beranggapan bahwa Argentina tidak mampu memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh Messi. Sebaliknya, mereka yang kurang respek dengannya justru menganggap Messi tidak bisa menularkan mental juaranya kepada rekan-rekan senegaranya. Pro kontra terus bermunculan seiring adanya pihak yang membela dan mencela sang bintang Barcelona.
Tekanan itu semakin bertambah nyata tatkala sang pesaing utama, CR7, berhasil mengomandoi Portugal untuk menjuarai EURO 2016. Pada saat yang hampir bersamaan ketika Messi hanya mampu membawa Argentina sebagai Runner-Up setelah kalah dari Chile di final Copa America waktu itu. Lengkap sudah derita La Pulga. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk mundur dari hingar bingar sepakbola antar negara.
Dan beberapa waktu berselang setelah kekecewaan besar yang terus berulang itu akhirnya Messi bisa mendapatkan keadilan di sepakbola. Ia yang terbaik pada akhirnya berhasil membawa serta negara yang dicintainya untuk menjadi yang terbaik di level dunia.Â
Kekuatan Messi untuk melawan rasa frustasi dan ketakutan akan kegagalan yang terus berulang adalah nilai lebih yang menjadikan ia layak diapresiasi lebih ketimbang pemain-pemain yang lain.
Gelar Ballon D'Or yang ke-7 untuk Lionel Messi mungkin merupakan ganjaran terbaik atas sikapnya yang gigih menolak kegagalan yang berulangkali mengintimidasinya.Â
Dengan terpaan usia yang semakin menua sepertinya harapan untuk menjadi yang terbaik bersama negaranya semakin mengecil. Namun Messi tetap berupaya menggapai titik puncak tertinggi itu. Bayang-bayang kegagalan pasti terus membayanginya. Meskipun begitu Messi tetap mencoba melawannya.
Cedera ia hiraukan. Hantaman pemain lawan ia terima dengan suka rela. Bahkan menempati posisi yang janggal sebagai pemain belakang yang membantu pertahanan rela ia lakoni demi memastikan kemenangan final yang selama ini ia impi-impikan.Â
Messi pada akhirnya memang tidak menjadi bintang utama pada partai final melawan Brasil kala itu.Â
Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa Messi menampilkan semangat juang bahwa kegagalan yang berulang kali datang suatu saat akan bisa ditangkal oleh keyakinan dan visi keberhasilan.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Messi sendiri bahwa kemenangan yang ia nikmati bersama negaranya saat ini sebenarnya sudah ia yakini sejak lama. K
eteguhan hati Messi bahwa akan tiba saatnya bagi dirinya untuk meraih sesuatu yang berharga bersama negaranya merupakan pelajaran berharga bagi kita semua perihal arti penting keyakinan agar tidak pernah berputus asa.
Dan mungkin kelayakan Lionel Messi memanangi Ballon D'Or yang ke-7 sepanjang kariernya adalah karena sikap yang ia tunjukkan itu.
Â
Salam hangat,
Ash
Refferensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H