Padahal memperoleh bisikan pengingat bisa jadi merupakan cara yang mujarab untuk menghindarkan ketidaksenangan si bos mengenai situasi yang terjadi. Hal-hal yang dirasa kurang sesuai semestinya bisa diperbaiki terlebih dahulu sebelum laporan aduan sampai ke telinga si bos.
Sehingga tidak mengherankan apabila keberadaan rekan kerja model kompor ini juga menimbulkan kerugian tersendiri dalam interaksi di lingkungan pekerjaan. Kerugian tersebut di antaranya :
Konflik di Lingkungan Kerja
Sudah merupakan kebiasaan lama tatkala "bom amarah" dari si bos dijatuhkan maka satu orang dengan orang yang lain akan saling mempersalahkan.Â
Saling tuding siapa yang paling bertanggung jawab dan menjadi penyebab suatu masalah terjadi bergulir di antara orang-orang yang terlibat, di mana masing-masing biasanya tidak mau dianggap sebagai biang keladi dari suatu masalah tersebut. Tak ayal konflik pun pecah sebagai akibat dari adanya aduan dari rekan kerja kompor.
Terkena Luapan Emosi Atasan
Hal ini merupakan sesuatu yang acapkali tidak diinginkan oleh setiap anak buah. Bahkan sebagian orang pun rela bersilat lidah atau menutupi borok masalah selama si bos masih terlihat baik-baik saja.Â
Sesuatu yang bisa jadi tidak akan terjadi lagi akibat adanya "mata-mata" yang mudah sekali mengadu kepada sang atasan atas beberapa hal yang dirasa kurang sesuai. Sehingga mereka yang bermasalah akan menerima konsekuensi.
Suasana Kerja Kaku (Perang Dingin)
Mengetahui bahwa ada orang lain yang mengadukan sesuatu sepertinya tidak selalu disukai, bahkan sekalipun aduan yang dilakukan memiliki maksud dan tujuan yang baik.Â
Rekan kerja yang bertindak sebagai kompor akan dipandang sebagai pribadi yang sok, suka cari muka, dan sebagainya. Bahkan tatkala bertemu pun tidak ada keinginan untuk menyapa apalagi bersenda gurau. Perang dingin pun terjadi di mana hal itu pada akhirnya akan menciptakan suasana kerja yang kaku.
Keamanan Psikologis Terganggu
Terkadang berbuat salah memang adakalanya tidak bisa dihindari. Seseorang bisa saja luput dari tindakan yang seharusnya sehingga melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan ketentuan. Karena setiap kesalahan kecil selalu berisiko besar terlebih dengan adanya rekan kerja yang mengompori bahwa kesalahan ini dan itu tidaklah sepatutnya terjadi atau sejenisnya.Â
Bukannya memberikan argumen yang meringankan malah justru terkesan menyudutkan. Kondisi ini pun membuat kita sebagai yang bersalah semakin merasa tidak nyaman dengan situasi yang ada. Salah sedikit dilaporkan, salah banyak juga dilaporkan. Padahal masalah tanpa harus dikompori pun memang tetap harus dituntaskan. Yang diperlukan disini adalah kolaborasi untuk saling mendukung satu sama lain.
Apapun yang terjadi, ada atau tidak adanya rekan kerja tipe kompor tersebut sebenarnya kita semua tetap harus bertanggung jawab atas apa yang kita kerjakan.Â