Masa pandemi tidak bisa dipungkiri telah menjadikan cukup banyak orang kehilangan pekerjaan. Namun di sisi lain hal itu juga memicu kita untuk berjibaku membuka bisnis sendiri sebagai upaya untuk menyambung kebutuhan hidup.Â
Bagi yang masih awam dengan dunia bisnis, situasi ini justru memicu mereka untuk mengerahkan segala cara dan mempelajari berbagai tips memulai bisnis. Seiring berjalannya waktu, sebagian orang masih harus berjuang untuk menghidupkan bisnis yang sudah dirintis.Â
Sementara sebagian yang lain sudah berhasil menapaki situasi yang lebih baik dalam mengelola bisnisnya. Mereka ini terus mencari cara baru untuk membuat bisnisnya semakin maju daripada sebelumnya.
Di antara sekian banyak cara yang bisa ditempuh dalam upaya mengembangkan suatu bisnis, terdapat satu hal penting yang tidak boleh dikesampingkan. Terutama bagi mereka para pelaku industri rumahan yang fokus usahanya adalah memproduksi atau mengolah suatu barang. Hal itu adalah menyangkut proses perencanaan produksi.
Perencanaan produksi sendiri sebenarnya tidak hanya terbatas pada aktivitas membuat perencanaan kegiatan produksi saja. Melainkan juga terkait tentang pengendalian stok barang (inventori) yang menjadi bahan utama maupun bahan pendukung dari suatu proses produksi ataupun pengolahan.Â
Ini artinya kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pelaku industri rumahan sepenuhnya harus dikendalikan mulai dari aktivitas pengadaan atau pembelian bahan baku sampai dengan dihasilkannya produk akhir yang bisa dijual kepada pembeli.
Pengendalian Stok Barang
Membuat perencaan produksi harus dimulai dari persiapan sebelum proses produksi itu dilakukan. Dengan kata lain, perlu adanya persiapan untuk pengadaan pelbagai bahan kebutuhan hingga kemudian diproses menjadi produk siap jual.Â
Sebelum memulai untuk melakukan aktivitas belanja bahan-bahan kebutuhan, terlebih dahulu kita harus mengetahui taksiran jumlah produk akhir yang diinginkan.Â
Angka taksiran ini mungkin sudah merupakan sesuatu yang pasti alias sudah ada pesanan sebelumnya dari para pembeli (job order) atau bisa jadi sebuah angka estimasi yang diperkirakan akan bisa dijual dalam kurun waktu tertentu.
Membuat pengendalian stok barang untuk pesanan yang sudah pasti (job order) mungkin terbilang lebih mudah karena risiko barang terbuang sia-sia menjadi lebih kecil. Bandingkan dengan yang masih sebatas estimasi atau angka harapan yang belum tentu terpakai semuanya.Â