Relatif berbeda dengan sebagian pekerja lulusan kuliah terutama mereka yang berasal dari kampus-kampus ternama. Melihat seseorang sebagai salah seorang lulusan kampus umumnya akan menyisakan kesan kebanggaan, apalagi jika mereka diperbandingkan dengan sesama pekerja lain dari almamater yang berbeda.
2. Underdog yang tidak terbebani dengan level pendidikan
Umumnya lulusan SMA akan dipandang benar-benar awam dalam bekerja. Apalagi mereka yang lulusan sekolah umum. Diremehkan oleh orang lain di tempat kerja sangatlah mungkin terjadi. Tapi disisi lain hal itu juga memberikan peluang pembuktian yang lebih banyak.Â
Menjadi underdog yang tidak terlalu dianggap bisa jadi lebih menguntungkan dibandingkan mereka yang digantungi banyak harapan. Sehingga kesempatan untuk berkembang lebih mudah dilakukan tanpa harus khawatir atas keberadaan ekspektasi berlebih terhadap diri seseorang.
3. Kesempatan lebih besar untuk belajar mulai dari level dasar
Kesempatan memulai karier dari seorang lulusan SMA memang cenderung berada di level bawah. Sepintas terkesan itulah nasib "apes" yang harus diterima. Padahal hal itu juga memberikan peluang untuk belajar mulai dari nol dan kesempatan besar untuk belajar lebih dalam lagi. Seseorang bisa mengetahui seluk-beluk pekerjaan bahkan sampai tataran detail sekalipun.Â
Sementara belum tentu orang-orang dengan level di atasnya mengetahui sesuatu sebaik mereka. Selain itu, tatkala suatu hari kelak mereka mendapatkan mandat untuk menduduki karier yang lebih tinggi hal itu akan menunjangnya untuk berpikir serta memiliki pertimbangan yang lebih menyeluruh.
Saat ini memang dunia kerja masih memprioritaskan ijazah sebagai prasyarat memilih seseorang apakah layak atau tidak menempati posisi pekerjaan yang dianggap penting oleh perusahaan.Â
Mereka yang berijazah SMA tapi punya potensi luar biasa akan tetap "dihargai" sekelas SMA, entah mereka cerdas luas biasa, atau nilai-nilai semasa sekolah mencapai sempurna hal itu tetap tidak akan menembus batas atas bahwa mereka akan langsung ditempatkan pada posisi lulusan sarjana.Â
Tapi jangan berkecil hati, start awal boleh ketinggalan tapi selama perjalanan orang-orang berpotensi ini bisa saja menyalip di "tikungan" melalui prestasi yang ia tunjukkan. Kelak mereka yang terus mengembangkan dirinyalah yang akan meraih pencapaian lebih tinggi.
Salam hangat,
Agil S Habib
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H