Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Terkait Karier Pekerjaan, Lulusan SMA Bisa Lebih Baik dari Sarjana?

19 Januari 2021   07:51 Diperbarui: 19 Januari 2021   08:09 1947
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak-anak sekolah | Sumber gambar : www.karirpad.com

Hampir sebagian besar korporasi bisnis memasang persyaratan untuk kandidat calon karyawannya dengan kualifikasi tertentu menyangkut standar minimal pendidikan. Dari kebanyakan yang beredar informasi mengenai lowongan pekerja hampir selalu mensyaratkan kualifikasi minimal sarjana atau lulusan S1 untuk menempati sebagian posisi menyangkut aspek manajerial perusahaan. 

Sementara untuk pekerjaan di luar tataran tersebut semisal office boy, operator produksi, packer, hingga helper produksi umumnya mempersyaratkan kualifikasi pendidikan yang lebih rendah. Umumnya sekitar lulusan SMA. Tapi tidak menutup kemungkinan di beberapa perusahaan tertentu ada posisi operator yang mengharuskan calon pekerjanya memiliki kualifikasi minimal Diploma 3 (D3). 

Syukur-syukur bagi perusahaan apabila ada pekerjanya berkualifikasi sarjana tapi bersedia ditempatkan untuk pos-pos yang sebenarnya cukup berkualifikasi SMA. 

Tapi hampir tidak pernah ada pekerja lulusan SMA yang mendapatkan posisi strategis pekerjaan khususnya untuk level staff ke atas. Kalaupun ada umumnya mereka sudah bekerja cukup lama dan diberikan promosi jabatan oleh atasannya. Dan itu pun biasanya masih ada persyaratan lain dimana yang bersangkutan harus melanjutkan serta menuntaskan pendidikan kuliah terlebih dahulu.

 "Ijazah memang masih menjadi primadona dalam menentukan penempatan pekerja. Tapi latar belakang pendidikan hanya penentu garis start awal, bukan penentu seberapa hebat mereka mencapai garis finish. Seorang lulusan SMA sekalipun juga memiliki kesempatan tidak kalah besar untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam pekerjaannya."

Level pendidikan sejauh ini memang masih menjadi acuan utama beberapa korporasi untuk menyeleksi calon pekerjanya. Pendidikan tinggi berarti jabatan tinggi, pendidikan rendah berarti jabatan rendah. 

Dikotomi seperti itu sudah menjadi sesuatu yang lumrah mesti tidak bisa dipungkiri bahwa tidak ada jaminan mereka berlatar pendidikan lebih rendah belum tentu tidak lebih baik daripada mereka yang berlatar pendidikan lebih tinggi. 

Seorang pekerja lulusan SMA bisa saja membuat prestasi yang jauh lebih luar biasa ketimbang pekerja lain yang memulai kariernya dengan ijazah sarjana. Sudah cukup banyak kisah perjalanan hebat para lulusan SMA yang berhasil meniti karier hingga puncak. 

Melampaui rekan kerjanya yang lain dengan bekal pendidikan awal lebih tinggi. Bahkan di antara mereka sampai ada yang mendapatkan "beasiswa" dari bos pemilik perusahaan karena dinilai berprestasi. Sehingga meskipun start awal mereka kalah tapi dalam perjalanan selanjutnya mereka justru berhasil memimpin.

Pekerja berlatar lulusan SMA memang cenderung mendapatkan kesempatan kerja dengan posisi level bawah dan potensi gaji yang bisa juga lebih rendah daripada mereka yang berlatar sarjana. 

Akan tetapi orang-orang ini ternyata juga memiliki sisi keunggulan yang mungkin tidak atau belum dimiliki oleh sesama pekerja dengan titel sarjana. Berikut ini adalah sisi keunggulan pekerja berlatar SMA tersebut, khususnya jika dibandingkan mereka yang berpendidikan sarjana.

1. Tidak bersembunyi dibalik label almamater

Para pekerja berlatar SMA biasanya jarang membicarakan latar belakang pendidikannya saat mengemban tugas menyelesaikan "misi" di tempat kerja. Mereka lebih mudah dilihat sebagai orang-orang berpendidikan "umum" sehingga kesan memamerkan almamater menjadi lebih kecil kemungkinan terjadinya. 

Relatif berbeda dengan sebagian pekerja lulusan kuliah terutama mereka yang berasal dari kampus-kampus ternama. Melihat seseorang sebagai salah seorang lulusan kampus umumnya akan menyisakan kesan kebanggaan, apalagi jika mereka diperbandingkan dengan sesama pekerja lain dari almamater yang berbeda.

2. Underdog yang tidak terbebani dengan level pendidikan

Umumnya lulusan SMA akan dipandang benar-benar awam dalam bekerja. Apalagi mereka yang lulusan sekolah umum. Diremehkan oleh orang lain di tempat kerja sangatlah mungkin terjadi. Tapi disisi lain hal itu juga memberikan peluang pembuktian yang lebih banyak. 

Menjadi underdog yang tidak terlalu dianggap bisa jadi lebih menguntungkan dibandingkan mereka yang digantungi banyak harapan. Sehingga kesempatan untuk berkembang lebih mudah dilakukan tanpa harus khawatir atas keberadaan ekspektasi berlebih terhadap diri seseorang.

3. Kesempatan lebih besar untuk belajar mulai dari level dasar

Kesempatan memulai karier dari seorang lulusan SMA memang cenderung berada di level bawah. Sepintas terkesan itulah nasib "apes" yang harus diterima. Padahal hal itu juga memberikan peluang untuk belajar mulai dari nol dan kesempatan besar untuk belajar lebih dalam lagi. Seseorang bisa mengetahui seluk-beluk pekerjaan bahkan sampai tataran detail sekalipun. 

Sementara belum tentu orang-orang dengan level di atasnya mengetahui sesuatu sebaik mereka. Selain itu, tatkala suatu hari kelak mereka mendapatkan mandat untuk menduduki karier yang lebih tinggi hal itu akan menunjangnya untuk berpikir serta memiliki pertimbangan yang lebih menyeluruh.

Saat ini memang dunia kerja masih memprioritaskan ijazah sebagai prasyarat memilih seseorang apakah layak atau tidak menempati posisi pekerjaan yang dianggap penting oleh perusahaan. 

Mereka yang berijazah SMA tapi punya potensi luar biasa akan tetap "dihargai" sekelas SMA, entah mereka cerdas luas biasa, atau nilai-nilai semasa sekolah mencapai sempurna hal itu tetap tidak akan menembus batas atas bahwa mereka akan langsung ditempatkan pada posisi lulusan sarjana. 

Tapi jangan berkecil hati, start awal boleh ketinggalan tapi selama perjalanan orang-orang berpotensi ini bisa saja menyalip di "tikungan" melalui prestasi yang ia tunjukkan. Kelak mereka yang terus mengembangkan dirinyalah yang akan meraih pencapaian lebih tinggi.

Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun