Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Growthmedia, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Plan, Create, Inspire

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Fenomena Jual Beli "Underwear" Bekas Artis Terjadi karena Apa?

30 November 2020   07:55 Diperbarui: 30 November 2020   08:07 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membeli Sensasi Mengobral Fantasi

Sensasi adalah salah satu alat paling ampuh untuk menarik perhatian. Terkadang suatu tindakan tidak penting, konyol, aneh, kontroversial, bahkan amoral sekalipun selama hal itu memicu sensasi publik maka seringkali hal itu dilakukan orang-orang berkepentingan demi menaikkan popularitasnya. Tak peduli citra yang terbangun adalah citra positif ataupun negatif selama hal itu membuat mereka bisa dikenal publik lebih luas. 

Sudah berulang kali terjadi pernyataan atau aksi kontroversial bermunculan padahal hal itu sebenarnya mengumbar aib diri mereka sendiri. Ketika skandal intim artis dibuka ke publik hal itu sama sekali tidak membuat mereka tertunduk malu. Demikian pula saat aksi saling lapor kepada pihak kepolisian juga dilakukan demi sebuah sensasi. Tapi ujung-ujungnya tidak jelas akhir dari drama penuh ketidakjelasan itu. Sebatas sensasi yang tidak jarang isinya justru memantik fantasi publik sehingga berangan-angan di luar batas.

Mengobral sensasi dengan melakukan tindakan yang mengumbar aib pribadi atau mempertunjukkan sesuatu yang sensitif dan menjadi rahasia bagi orang luar memang merupakan sesuatu yang ampuh untuk mengkreasi sebuah peristiwa viral. 

Melalui bukunya Contagious: Rahasia Di Balik Produk dan Gagasan Yang Populer, Jonah Berger menuliskan bahwa sesuatu yang sebelumnya lebih bersifat khusus dan pribadi lantas dijadikan hal yang umum akan memicu terjadinya peristiwa viral atau populer. 

Jika dikaitkan dengan konteks kasus skandal artis atau sejenisnya maka kita bisa melihat bahwa urusan ranjang artis itu adalah hal yang sebenarnya rahasia dan tabu dibicarakan di muka umum. Ketika hal itu kemudian dibuka ke publik tentunya akan memantik rasa penasaran yang besar orang-orang untuk mengetahuinya. 

Demikian pula ketika sebuah underwear milik artis kemudian diobral kepada semua orang yang ingin memilikinya, maka situasi serupa juga akan terjadi. Bukan tidak mungkin sebenarnya banyak orang yang diam-diam memiliki fantasi aneh dan menyukai sensasi yang berlebihan di sekitarnya. Hanya saja sebagian orang dengan terang-terangan menunjukkannya sedangkan sebagian yang lain masih menjaga etika untuk menutupinya atau minimal tidak menunjukkannya sebagai bahan konsumsi orang banyak.

Femomena semacam ini bukan tidak mungkin akan kembali terjadi pada masa-masa mendatang ketika hal-hal yang seharusnya tabu dibuka kemuka umum justru dilakukan demi sebuah popularitas instan yang sifatnya hanya sementara. 

Mengobral etika demi sebuah popularitas itulah barangkali yang membuat bangsa ini semakin kehilangan identitasnya. Ketika budaya malu sudah semakin diabaikan maka seperti apa nasib bangsa ini ke depan tatkala para calon pemimpinnya semakin mengabaikan identitas ketimuran yang sedari dulu dibanggakan itu.


Salam hangat,

Agil S Habib

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun