Mohon tunggu...
Agil Septiyan Habib
Agil Septiyan Habib Mohon Tunggu... Freelancer - Esais; Founder Planmaker99, dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Think Different, Create Excellent

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Training" Asah Otot Keyakinan Rezeki dengan Sholat Dhuha

13 November 2020   07:18 Diperbarui: 14 April 2021   08:51 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sholat Dhuha | Sumber gambar: www.artisanalbistro.com

Sikap semacam ini memang bukan merupakan sesuatu yang mudah dilakukan. Kekhawatiran terhadap jatah rezeki masih menjadi sesuatu yang kerapkali menggelayuti benak setiap orang yang bekerja mencari nafkah untuk diri dan keluarganya. "Otot" keyakinan terhadap Sang Pemberi Rezeki sepertinya masih banyak yang harus dikuatkan lagi.

Perlu sebuah cara untuk mengasah keyakinan hati kita bahwasanya setiap orang itu sudah ditentukan jatah rezekinya masing-masing dan kita masih akan tetap eksis di dunia ini selama jatah tersebut belum "dicairkan" semua oleh pemilik-Nya.

Dhuha adalah Training Keyakinan Rezeki

Dalam banyak pembahasan melalui ceramah, diskusi, buku, dan lain sebagainya hampir selalu disebutkan bahwa ibadah Sholat Dhuha merupakan aktivitas ritual yang memiliki "khasiat" untuk memperlancar aliran rezeki seseorang.

Saya pun juga meyakininya demikian. Namun saya juga memandang bahwa Sholat Dhuha khususnya juga merupakan metode pelatihan yang mampu membentuk keyakinan di dalam diri pelakunya agar senantiasa memandang secara optimis bahwa hari-harinya akan senantiasa tercukupi.

Kekhawatiran kehilangan jatah rezeki lambat laun akan sirna dan kerapuhan dari kabar yang mengusik aliran rezeki pun akan menghilang dengan sendirinya. Mengapa?

Karena semakin kuatnya keyakinan bahwa Sang Empunya Rezeki sudah pasti menjamin rezekinya untuk kita dengan catatan kita tetap berupaya dan berusaha melakukan yang terbaik dari apa yang kita bisa.

Dengan demikian kuncinya akan kembali pada diri kita masing-masing. Rezeki kita tidaklah ditentukan oleh pemerintah yang mengatur UMP. Tidak juga karena diserobot oleh orang-orang sekitar.

Atau karena sebab musebab lain. Apabila pandangan seperti itu sudah merasuk kedalam dada maka kita akan lebih ringan dalam mengarungi hari-hari mencari nafkah.

Tidak ada yang perlu dirisaukan mengingat jatahnya sudah ada. Hanya saja jangan sampai beranggapan bahwa lebih baik tidak melakukan apa-apa karena toh sudah pasti dapat.

Pandangan seperti ini adalah salah kaprah. Hal itu tidaklah menganggap pentingnya sisi ikhtiar sebagai cara untuk merubah sesuatu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun